BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Seorang
pendidik harus memiliki keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah
penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional.
Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap
guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.
Masalah mengajar telah menjadi persoalan
para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak
semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional. Dan pada kenyataannya
dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak pendidik yang masih
mengalami kesulitan untuk ,memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga
peserta didik sulit memahami materi. Sedangkan tututan kurikulum untuk
menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus terlaksana. Untuk itu dalam
makalah ini akan dibahas menganai keterampilan dasar mengajar bagi guru untuk
memberikan pengajaran lebih baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. apa yang dimaksud dengan konsep dasar
mengajar ?
2. apa saja jenis-jenis keterampilan
dasar mengajar ?
3. apa saja kekeliruan guru yang sering
terjadi dalam proses pemvbelajaran ?
4. bagaimana cara mengubah paradigma
mengajar
5. apa sajakah factor-faktor yang
memengaruhi kinerja guru ?
6. apa saja prinsip-prinsip mengajar ?
Tujuan
1. untuk mengetahui konsep dasar
mengajar
2. untuk mengetahui jenis-jenis
keterampilan mengajar
3. untuk mengetahui kekeliruan guru yang
sering terjadi dalam proses pembelajaran
4.untuk mengetahui bagaimana cara
mengubah paradigma mengajar
5.untuk mengetahui factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru
6. untuk mengetahui prinsip-prinsip
mengajar
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
mengajar
Secara
umum mengajar merupakan proses transformasi pengetahuan ( knowledge ) kepada seseorang. Namun secara
lengkap akan dilihat beberapa pendapat dari ahli, sebagai berikut :
1. Arifin
( 1978 ) mendefinisikan mengajar “
rangkaian kegiatan penyampaian bahan
pelajaran kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu ”.
2. Tyson
dan carol ( 1970 ), mendefinisikan mengajar ialah, away working with students a process of
interaction the teacher does something to student ; the student do something to
student in return. Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses timbal balik
antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan .
3. nasution
( 1986 ) berpendapat bahwa mengajar adalah “ suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak,
sehingga terjadi proses belajar ( M. Syah, 2010 )
4. Menurut
pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti
halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus
diterapkan untuk kepentingan umum.
5. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan merupakan ‘’kecakapan untuk
menyelesaikan tugas’’.
6. Keterampilan
itu kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari berbagai latihan dan
pembelajaran. Keterampilan pada dasarnya merupakan salah satu manivestasi dari
kemampuan seorang guru sebagai tenaga professional. Kusnadi, dkk., loc. Cit.
7. Keterampilan
dasar mengajar sangat diperlukan, pembentukan performance guru yang baik
diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan dasar
yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Zainal asri,
micro teaching hal 67
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Konsep
dasar mengajar
1.
Mengajar
sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran.
Kata “ teachn ” mengajar berasal dari
bahasa inggris kuno yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa jerman kuno (
old teutenic , taikjan ), yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti
memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering dianggap sebagai proses menstranfer ilmu .dalam konteks ini, menstranfer
tidak diartikan dalam memindahkan , seperti mentrasfer uang. Menurut Smith (
1987 ) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketremapilan ( teaching is imparting knowledge or skill ).
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut :
a. proses
pengajaran berorientasi pada guru ( teacher centered )
Sehubungan dengan proses pembelajaran
yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan
guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru
sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru
harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan seperti misalnya materi pelajaran
apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang
harus digunakan, dan lain sebagainya.
b. siswa
sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagi proses
menyampaikan materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus
menguasai materi pelajaran. Mereka di anggap sebagai organisme yang pasif, yang
belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran
mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah
sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c. Kegiatan
pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada
tempat tertentu, misalnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat,
sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian
rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses
pengajaran terjadi sangat formal.
d. Tujuan
utama pengajaran adalah penguasan materi
pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran
diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri
adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan disekolah.Sedangkan,
mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalam manusia masa lalu yang
disusun secara sistematis dan logis kemudian di uraikan dalam buku-buku
pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa.Oleh karena
itu kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka
alat evaluasi yang digunakan biasanya test hasil belajara tertulis yang
dilaksanakan secara periodik.
2.
Mengajar
sebagai Proses Mengatur Lingkungan
Pandangan lain mengajar dianggap
sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Dalam
konsep ini yang penting adalah belajarnya siswa. Untuk apa menyampaikan materi
pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai
materi sebanyak-banyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu itu tidak
berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang
penting dalam mengajar dalah proses mengubah perilaku. Terdapat beberapa
karakteristik dari konsep mangajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
a. Mengajar
Berpusat Pada Siswa (Student Centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera
guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian
peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai
fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk
belajar.oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses belajar tidak diukur dari
sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh
mana siswa telah melakukan proses belajar. Inilah makna proses pembelajaran
berpusat kepada siswa (Student Oriented)
b. Siswaa
Sebagai Subjek Belajar
Dalam konsep mengajar sebagi proses
mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang
hanya penerima informasi, akan tetpai dipandang sebagai organisme yang aktif,
yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memilki
kemampuan dan potensi.
c. Proses
Pembelajaran Berlangsung di Mana Saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
yang berorientasi pada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana
saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa.Siswa dapat memanfaatkan
berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
Ketika siswa akan belajar tentang fungsi pasar misalnya maka pasar itu sendiri
merupakan tempat belajar siswa.
d. Pembelajaran
Berorientasi pada Pencapaian Tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan
materi pembelajaran akan tetapi proses utnuk mengubah langkah-langkah siswa
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah, penguasaan materi
pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran akan tetapi hanya sebagai
tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.
B.
Jenis-Jenis
Keterampilan Dasar Mengajar
1. Keterampilan
Dasar Bertanya
Keterampilan Dasar Bertanya, bagi
seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa
demikian ?sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana belajar
lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran menjadi membosankan manakala
selama berjam-jam menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan
baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa
berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, strategi
pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif
terhadap siswa diantaranya :
·
Bisa
meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
·
Dapat
meningkatkan kemapuan berpikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada
hakikatnya bertanya
·
Dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan
jawaban
·
Memusatkan siswa
pada masalah yang sedang dibahas
Dalam penerapan
model-model pembelajaran baik CTL apalagi MPPKB, keberhasilannya sangat
ditentukan oleh keterampilan bertanya.Model-model pembelajaran yang demikian
tidak menempatkan siswa sebagai objek belajar yang hanya bertugas mendengarkan,
mencatat, dan menghafal materi pembelajaran. Akan tetapi, mendorong siswa untuk
berperan secara aktif dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya
.bagaimana proses mendorong siswa untuk menemukan itu akan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan guru dalam membimbing siswa melalui proses bertanya. Mengingat
begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru
harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dibawah
ini dijelaskan tentang jenis-jenis pertanyaan dan teknik-teknik bertanya.
Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang dilaksanakan dapat berhasil
mebelajarkan siswa ?kita harus paham bagaimana cara bertanya yang baik.
Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang
kita ajukan
a. beberapa
petunjuk teknis
1. tunjukan
keantusian dan kehangatan
Yang dimaksud dengan kehangatan dan
keantusiaan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan, misalnya bahasa yang digunkan tidak terkesan memojokan siswa mimic
atau wajah tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit
seyuman, dan lain sebagainya ; tidak mencibir atau memelototi siswa. Sikap
semacam itu sangat perlu sebab dapat memunculkan keberanian siswa berintuisi,
keberanian siswa untuk menduga dan akhirnya keberanian siswa untuk berpikir dan
berargumen
2. berikan
waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir
Salah
satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera
menemukan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Oleh karenya, guru sering
menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan
tersebut sama sekali tidak mempunya makna untuk membelajarkan siswa. Oleh
karena itu dalam proses bertanya .oleh karena itu dalam proses bertanya, guru
perlu memberikan kesempatan yang cukup baik bagi siswa untuk menemukan jawaban
yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang
diajaukan. Biarkan siswa mencari, menduga , dan bereksplorasi untuk menemukan
jawaban yang sesuai dengan kemampuannya.
3. atur
lalulintas bertanya
Sering
terjadi khususnya di sekolah-sekolah tingkat dasar , ketika guru bertanya, secara
bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit
menangkap makna jawaban yang diberikan oleh guru. Hal itu tentu saja bukan cara
yang bagus , sebab proses Tanya jawab hanya membuang-buang waktu . sebaiknya
guru harus dapat mengatur proses Tanya jawab. Artinya setelah pertanyaan
diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban ,
suruh yang lain menyimak jawaban dan memberikan komentar.
4. hindari
pertanyaan ganda
Pertanyaan
ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.
Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu
proses berpikir karena tidak akan fokus terhadap arah pertanyaan yang
diajukan. Misalnya guru bertanya “
factor-faktor apa yang menyebabkan arus urbanisasi dan apa akibatnya terhadap
kehidupan sosial ? ’’ . pertanyaan
tersebut jelas membingungkan dan akan menyulitkan siswa untuk menemukan jawaban
yang tepat karena siswa harus berpikir zig-zag.
b. meningkatkan
kualitas pertanyaan
disamping beberapa petunjuk teknis, dalam
teknis bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kualitas
pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1.
memberikan secara berjenjang
Yang dimaksud secara berjenjang
adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah kepertanyaan
tingkat tinggi.Artinya sebaiknya dalam memberikan pertanyaan diawali dengan
pertanyaan mengingat, lalu pertanyaan pemahaman, penerapan, dan seterusnya.Hal
ini sangat penting untuk meningkatkan mental berpikir siswa. Guru harus
menghindari pertanyaan yang bolak-balik. Misalnya dalam satu bahasan tertentu
guru mengajukan pertanyaan ingatan untuk menghafal fakta , kemungkinan dilanjutkan
dengan pertanyaan analisis , kembali lagi kepertanyaan pemahaman, dan
seterusnya. Pertanyaan yang bolak-balik semacam itu akan mengakibatkan
keruwetan berpikir siswa.
2.
menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat
pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak antara lain
:
·
Ketika guru
mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki
kalimat yang diajukan.
·
Ketika siswa
menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa sendiri, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang
tepat.
·
Ketika siswa
menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat
membimbing agar siswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal ini dapat juga
diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa memberikan ilustrasi
dengan contoh-contoh kongkrit.
2.
Keterampilan Dasar Memberikan
Reinforment
Keterampilan
dasar penguatan ( reinforment ) adalah segala bentuk respons yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau
responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Melalui
keterampilan penguatan ( reinforment ) yang diberikan guru, maka siswa akan
merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus
dari guru ; atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak
bermamfaat. Demikian fungsi keterampilan penguatan ( reinforcement ) itu adalah
bentuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan
meningkatkan partispasinya dalam setiap proses pembelajaran .
Ada
beberapa jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal
dan nonverbal.
a. penguatan
verbal penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kat-kata ,
baik kata-kata Fujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi . melalui
kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung berbesar hati sehingga ia akan
merasa puas dan terdorong lebih aktif belajar. Misalnya ketika diajukan
pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat maka guru memuji siswa tersebut
dengan mengatakan .“ bagus ’’ , “ tepat sekali ” , “ wah, hebat kamu ’’ dan lain
sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna , guru berkata “
hampir tepatm” , “ seratus kurang lima
puluh ’’, dan lain-lain . apa yang diungkapkan menunjukan bahwa jawaban siswa
masih perlu penyempurnaan
b. penguatan
novel
penguatan
noverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya,
melalui anggukan kepala tanda setuju , mengernyitkan dahi, mengangkat pundak,
dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan
dengan memberikan tanda-tanda tertentu misalnya penguatan dengan melakukan
sentuhan ( contact ) dengan berjaba tangan atau menepuk-nepuk pudak siswa
setelah siswa memberikan respon bagus. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memberikan penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·
Kehangatan dan
Keantusian
Saat
guru memberikan penguatan, tunjukkan sikap yang hangat dan antusias, bahwa
penguatan itu benar-benar diberikan sebagai balasan atau respons yang diberikan
oleh siswa.Hindari kepura-puraan atau tindakan penguatan yang mengada-ngada.
·
Kebermaknaan
Yakinkan
pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang
wajar,sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang
berlebihan, sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa.
Siswa hanya akan merasa direndahkan.
·
Gunakan
penguatan yang bervariasi
Penguatan
yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan sehingga
tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.Oleh sebab itu,
penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi. Sekali-kali gunakan
penguatan dengan bahasa verbal, dan di lain waktu gunakan dengan
gerakan-gerakan.
·
Berikan
penguatan dengan segera
Penguatan
perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu.
Penguatan yang ditunda pemberiannya tidak akan efektif lagi dan kurang bermakna.
3.
Keterampilan Variasi
Stimulus
Variasi stimulus adalah keterampilan
guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh
gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.Dalam
model-model pembelajaran sebagai implementasi KBK, keterampilan ini sangat diperlukan
bagi setiap guru. Sebab, KBK mengharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam
setiap tahapan proses pembelajaran. Dalam konteks inilah guru perlu menjaga
agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.
Ada
tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu :
a. variasi
pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b. variasi
dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
c. variasi
dalam melakukan pola interaksi
sesuai
dengan jenisnya, teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus dijelaskan sebagai berikut
ini.
a) Variasi
pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
Untuk
menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan.
1) Penggunaan
variasi suara ( teacher voice )
Dalam
proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya perhatian siswa disebabkan oleh
suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tak bisa ditangkap oleh seluruh
siswa atau pengucapan kalimat yang kurang jelas ( ngosom ). Guru yang baik akan
terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan akan mudah ditangkap dan
dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur suara kapan ia harus
mengeraskan suaranya, dan kapan harus melemahkan suaranya. Ia juga harus mampu
mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang disampaikan .melalui intonasi
dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar,
sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
2) Pemusatan
Perhatian ( focusing )
Memusatkan
perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru
untuk memfokuskan perhatian siswa misalnya, dengan mengajak siswa untuk
memerhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat : “ Coba Anda perhatikan
dengan seksama bagian ini ..! ’’focussing diperlukan untuk minta
perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal spesifik.
3) Kebisuan
Guru ( teacher silence )
Ada
kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa .teknik ini bisa digunakan untuk
menarik perahtian siswa. Coba anda lakukan manakala siswa dalam keadaan rebut ,
kemudian anda diam sambil menatap mereka satu per satu, pasti mereka akan diam.
Dengan kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “
diam ” dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulus ketenangan dalam belajar.
4) Mengadakan
kontak pandang ( eye contact )
Setiap
siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik akan membiarkan
perhatian akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak
mata yang terjaga terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan dari diri siswa.
Pandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa kita
memerhatikan mereka ; bahwa apa yang kita katakana akan sangat
bermamfaat untuk mereka .
5) Gerak
guru ( teacher movement )
Gerakan-gerakan
guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian
siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan
yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk kelancaran
berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh
siswa.
b) Variasi
dan Penguatan Dalam Media dan Alat
pembelajaran
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
agar komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan
dapat diterima secara utuh untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunkan
variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran secara umum ada tiga
bentuk media yaitu, yang dapat dilihat, dapat diraba, dan dapat didengar. Untuk
mempertinggi perhatian siswa guru perlu menggunakan setiap media sesuai dengan
kebutuhan.
Variasi
pengumuman media dan alat pembelajaran
dapat dilakukan sebagai berikut
1)
Dengan
menggunakan variasi media yang dapat dilihat
( visual ) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan bagan dan
lain-lain.
2)
Variasi alat
atau media yang bisa didengar ( auditif
) seperti menggunakan radio, music, deklemasi, puisi dan lain sebagainya
3)
Variasi alat
atau bahan yang dapat diraba, manipulasi, digerakan ( motoric ) pemamfaatan
media semacam ini dapat menarik perhatian siswa dapat secara langsung membentuk
dan mempergerakan kegiatannya.
c)
Variasi dalam
berinteraksi
Pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.guru perlu membangun
interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah ,
yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat
iklim pembelajaran menjadi statis tetapi memasung kreatifitas siswa.
4. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajar
Membuka pemebelajaran atau set
inducation adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondasi bagi siswa agar mental mauapun perhatian terpusat
pada pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah tercapai
kompetensi yang diharapkan. Degan kata lain, membuka pelajaran itu adalah
mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari.
Secara
khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
1. menarik perhatian siswa, yang dapat
dilakukan dengan :
·
Menyakinkan
siswa bahwa materi atau pengelaman belajar
yang dilakukan berguna untuk dirinya.
·
Melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan alat bantu.
·
Melakukan
interaksi yang menyenangkan.
2. menumbuhkan motivasi belajar
siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·
Membangun
suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi
secara kekeluargaan.
·
Menimbulkan rasa
ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang
hangat dibicarakan.
·
Mengaitkan
materi atau pengalaman belajar yang akan lakukan dengan kebutuhan siswa.
3. memberikan acuan atau rambu-rambu
tentang pembelajaran yang akan dilakukan , yang dapat dilakukan dengan :
·
Mengemukakan
tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan.
·
Menjelaskan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang
harus dilakukan
·
Menjelaskan
target atau kemampuan yang dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
Menutup
pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
tingkat keberhasilan siswa , serta keberhasilan gurudalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Menutup
pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
1)
Merangkum atau
membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa
memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan .
2)
Mengonsolidasikan
perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima
dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
3)
Mengorganisasikan
kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi
yang telah dipelajari.
4)
Memberikan
tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
5.
keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran.Terdapat beberapa jenis prilaku yang dapat mengganggu
iklim belajar mengajar seperti diuraikan di bawah ini.
a.
tidak adanya
perhatian
Tidak adanya atau
kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas
merupakan salah satu perilaku siswa yang bisa mengganggu iklim belajar
mengajar. perilaku tersebut biasanya ditunjukan oleh tindakan-tindakan
tertentu, misalnya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan atau melakukan
aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran seperti membaca
buku atau majalah , malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja
menggambar wajah guru yang sedang
mengajar. kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari terjadinya iklim
belajar mengajar yang tidak kondusif.
Prilaku
yang ditentukan oleh siswa tersebut
bersumber dari kurangnya motivasi belajar
siswa, yang dapat didorong oleh:
·
siswa menganggap
tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas.
·
Siswa merasa
telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pelajaran yang sedang
dibahas.
·
Siswa merasa
bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan guru.
·
Siswa memandang
guru kurang menguasai bahan pelajaran yang disajikan.
Apabila siswa baik secara individual
maupun kelompok memiliki
perasaan-perasaan seperti itu, maka dapat dipastikan siswa akan kurang serius
terhadap materi pelajaran.
b.
Prilaku
mengganggu
Prilaku
mengganggu bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau oleh kelompok
siswa. Prilaku ini biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala tingkah laku seperti
meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, mengucapkan kata-kata “ uuuhhh”
manakala ada siswa yang bertanya atau mengeluarkan pendapat, memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak perlu ditanyakan , mencemooh siswa,
melakukan gerakan-gerakan fisik yang bersifat mengganggu terhadap siswa lain,
dan lain sebagainya. Jika dibiarkan prilaku-prilaku tersebut, maka akan
menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Prilaku
mengganggu akan dapat muncul dari beberapa factor , diantaranya:
·
Kondisi
psikologi siswa , misalnya ingin diperhatikan atau MPO ( mencari perhatian
siswa )
·
Siswa pernah
mengalami perlakuan yang tidak mengenakan dari guru, sehingga secara tidak
sadar ia mempunyai perasaan semacam balas dendam.
Untuk menghindari perilaku-perilaku yang
dapat menggangu maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan teknik-teknik
berikut ini .
a)
Penciptaan
kondisi belajar yang optimal
Menciptakan
dan memeliharab kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar-mengajar agar berada
dalam kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
b)
Menunjukan sikap
tanggap
Menunjukan
sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul di dalam kelas , baik
prilaku yang mendukung seperti tanggapan terhadap perhatian siswa ,
keantusiasan siswa, motivasi belajar siswa yang tinggi , dan lain
sebagainya maupun tanggap terhadap
setiap prilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuan , motivasi belajar
yang rendah , dan lain sebagainya . ketanggapan ini diarahkan agar kehadiran
guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh siswa. Untuk memberikan kesan
tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1)
Memberikan
komentar baik terhadap meteri pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap
perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian
siswa sangat diperlukan untuk mebangun suasana yang optimal. Hindari
komentar-komentar yang berbeda mengancam atau mematahkan semangat siswa untuk
belajar.
2)
Menjaga kontak
mata, artinya setiap guru perlu memerhatikan siswa melalui pandangan secara
terus-menerus. Pandanglah mata siswa satu persatu. Melalui pandangan itulah siswa akan merasa
diperhatikan .sering dalam suatu proses
belajar mengajar, guru tidak pernah melakukan kontak mata. Kalau pandangan
tidak mengarah ke langit-lagit kelas, maka ia akan mengarah pandangannya ke
luar melalui jendela kela. Prilaku guru semacam ini tentu saja dapat
mengakibatkan kurangnya control terhadap perilaku siswa.
3)
Gerak mendekat,
artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada
kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap
akivitas siswa , sehingga akan terbangun suasana akrab dan bersahabat antara
guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendekat juga bisa dilakukan untuk
mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang
berperilaku ganggu.
a.
Memusatkan
perhatian
Kondisi
belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung
guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang dapat kita
gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa adalah dengan memusatkan perhatian
siswa secara terus menerus.Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan.
1) Memberikan
ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari
satu kegiatan kegiatan yang lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap
kelompok mauapun individu siswa
2)
Memberikan
komentar secara verball melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari
konteks materi pelajaran sedang dibahas.
b.
Memusatkan
perhatian
Siswa
akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai
serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentarsi
disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
e.
Memberi teguran dan penguatan
Teguran
diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menegur diantaranya ;
1)
Menegur
diarahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan prilaku
yang menyimpang.
2)
Menegur
dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan-peringatan yang kasar
atau bertendensi menghina atau mengejek.
Sebaiknya
penguatan perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respon positif dengan
memberikan pujian atau penghargaan baik secara verbal atau komentar-komentar
yang wajar maupun melalui isyarat-isyarat yang menyejukan dan menyenangkan.
Penguasaan teori dan keterampilan
keguruan
Hal
ini meliputi :
·
Pengertian dan
pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu
ilmu penunjangnya, dan
·
Penguasaan
prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan
dibina.
Sutjipto,dkk.2004.profesi
keguruan.jakarta:depdiknas
C. Kekeliruan Guru dalam Mengajar
1. guru
tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa
seorang professional, sebelum ia
melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga
langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya.
2. Guru
tidak pernah mengajak berpikir siswa
Mengajar bukan hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir,
menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah .materi pelajaran
mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai
tujuan.
3. Guru
tidak berusaha memperoleh umpan balik.
Setiap proses mengajar, guru perlu
mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicaapai sudah dikuasai oleh
siswa atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau
tidak.
4. Guru
menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran.
Dalam era informasi sekarang ini
seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar (
learning resources ), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola
pembelajaran ( manager of instruction ).
D. Perlunya perubahan paradigma tentang
mengajar
pandangan
mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah
tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa demikian? Minimal ada tiga alasan
penting alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya perubahan
paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran
kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
Pertama,
siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang
sedang berkembang.Agar mereka dapat melaksanakan tugas tugas perkembangannya
diperlukan bimbingan dan arahan orang dewasa.Oleh karena itulah kemajuan
teknologi dan informasi memungkingkan siswa dengan mudah mendapatkan informasi,
tugas, dan tanggung jawab guru menjadi semakin kompleks. Guru tidak lagi
memosisikan diri sebagai sumber belajaryang bertugas menyampaikan informasi,
tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa
itu sendiri
Kedua,
ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin
dapat menguasai setiap cabang keilmuan.Begitu hebatnya perkembangan ilmu
biologi, ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.Apa yang dulu tidak
terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan. Dalam bidang teknokogi, begitu
hebatnya orang orang menciptakan benda benda mekanik.Begitupun pada bidang
kesehatan.Semua kehebatan tersebut bersumber dari pengetahuan abad pengetahuan
itulah ang seharusnya menjadi dasar perubahan.Bahwa belajar, tak hanya sekedar
menghafal informasi, menghafal rumus rumus, tetapi bagaimana menggunakan
informasi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berfikir.
Ketiga,
penemuan penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan
pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.Anggapan manusia
sebagai organisme pasif yang perilakunya di bentuk oleh lingkungan sudah mulai
ditinggalkan.Orang sekarang lebih percaya, bahwa manusia adalah organisme yang
memiliki potensi.Oleh karena itu, proses pendidikan bukan lagi memberikan
stimulus, tetapi usaha mengembangkan potensi diri.
E. makna mengajar dalam standar
proses pendidikan
mengajar
dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya
siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan
pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa
harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk
membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.Pembelajaran
perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diharapkan.Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan
perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat
dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam
implementasinya, walaupun istilah yang digunakan ‘’pembelajaran’’ tidak bearti seorang guru menghilangkan
perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pda dasarnya dalam istilah
mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Makna
pembelajaran dalam kontkes standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa
ciri yang dijelaskan berikut ini.
1. Pembelajaran
adalah proses berfikir
Belajar
berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui
interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses
pendidikan disekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi
pembelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa memperoleh
pengetahuannya sendiri. Asusmsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah
bahwa pengethuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu
itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya.
2. Proses
pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.Menurut para
ahli, otak manusia terdiri daru dua bagian, otak kanan dan otak kiri.Masing
masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan kemampuan
tertentu.Kedua belah otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang.
Belajar yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk
berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa.
Oleh karena itu, belajar berfikir logis dan rasional perlu didukung otak bagian
kanan dengan memasukkan unsur unsur yang bisa memengaruhi emosi.
3. Pembelajaran
berlangsung sepanjang hayat
Belajar adalah proses yang terus
menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal
ini didasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu
dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses
mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala
rintangan itu sudah dilaluinya, maka manusiaakan dihadapkan pada tujuan atau
masalah baru, untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan di hadapkan rintangan
baru pula, yang kadang kadang rintangan itu semakin berat. Atas dasar itulah
sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara
belajar.
F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KINERJA GURU
A.
Kepribadian dan
dedikasi
Setiap
guru memiliki pribadi masing masing sesuai ciri ciri pribadi yang mereka
miliki. Kepribadiaan sebenarnya adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat
dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi
setiap persoalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat zakiah drajat (dalam
djamarah SB, 1994) lebih lanjut
mengemukakkan bahwa factor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya.
Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina
yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak
didik. Kepribada guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina
danmembimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik
dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
B.
Pengembangan
profesi
Menurut
pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti
halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus
diterapkan untuk kepentingan umum.
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan ]terhadap profesi guru.
Pengembangan profesi guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau
kemampuan manajemen besetra strategi penerapannya.
Jurnal
educational leadership (dalam supriadiD. 1998) bahwa untuk menjadi professional,
seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu :
·
Guru mempunyai
komitmen pada siswa dan proses belajarnya
·
Guru menguasai
secara mendalam bahanatau mata pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarnya kepada siswa,
·
Guru bertanggung
jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
·
Guru mampu
berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya,
·
Guru seyogyanya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Guru
Indonesia yang professional dipersyaratkan mempunyai: dasar ilmu yang kuat
sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan, penguasaan kiat kiat
profesi ilmu praksis bukan hanya konsep konsep belaka.
C. Kemampuan
mengajar
Untuk
melaksanakan tugas tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan.Cooper (dalam
zahera, 1997) mengemukakkan bahwa guru haarus memiliki kemampuan merencanakan
pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan
siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.
Kompetensi
guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kemampuan
mengajar guru sebenarnya merupakan
pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Imron (1995) mengemukakan 10
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu :
·
Menguasai bahan,
·
Menguasai
landasan pendidikan,
·
Menyusun program
pengajaran,
·
Melaksanakan
program pengajaran,
·
Menilai proses
dan hasil belajar,
·
Menyelenggrakan
proses bimbingan dan penyuluhan,
·
Menyelenggarakan
administrasi sekolah,
·
Mengembangkan
kepribadian,
·
Berinteraksi
dengan sejawat dan masyarakat,
·
Menyelenggarakan
penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.
D. Komunikasi
Komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling berhubungan satu sama
lain dalam kehidupan sehari hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar,
dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Disekolah, hubungan dapat terjadi antar
kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, dan guru dengan siswa. Setiap hari
guru harus berinteraksi dengan siswa yang banyak kadang cukup merepotkan tetapi
bagi guru hal tersebut menyenagkan karena dapat menemukan cara mengatasi
kesulitan belajarnya. Komunikasi
digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal dan non verbal antar
penerima dan pengirim untuk mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang
dikembangkan guru terutama dalam proses pembelajaran dan pada interaksi
laindisekolah memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk
memperlancar pelaksanaan tugas.
E. Hubungan
dengan masyarakat
Sekolah
merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dari sekolah
sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang
diserahi mandate untuk mendidik, melatih, dan mebimbing generasi muda bagi
perannnya dimasa depan., smentara masyarakat penguna jasa pendidikan itu.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah.
Hal
yang dilakukan guru dalam mendukung hubungan sekolah dengan masyarakat, antara
lain:
·
Membantu sekolah
dalam melaksanakan teknik teknik hubungan sekolah dengan masyarakat,
·
Membuat dirinya
lebih baik lagi dalam masyarakat melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat
masyarakat,
·
Guru harus
melaksanakan kode etiknya karena kode etik merupakan seperangkat aturan atau
pedoman dalam melaksanakan tugas profesinya.
F. Kedisiplinan
Disiplin
adalah suatu keadaan tertib dimana orang orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan peraturan yang telah ada dengan rasa
senang.Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai pengajar. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang
professional sebab dengan pemahaman disiplin yang baik, guru mampu mencermati
aturan aturan dan langkah langkah strategis dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
G. Kesejahteraan
Factor
kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di
dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang, makin tinggi
kemungkinan untuk menigkatkan kerjanya. Menurut supriadi (1999) bahwa tingkat
kesejahteraan guru di indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan
kondisi guru di Negara miskin, afrika.
Profesionalitas
guru tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan
pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh
pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila
kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah,
maka tidak aka ada lagi guru yang membolos mencari tambahan diluar.
H. Iklim
kerja
Litwin
dan stringer (dalam sergiovanni, 2001) mengemukakan bahwa iklim memengaruhi
kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subjektif yang dapat dirasakan dari sistem
formal, gaya informal pemimpin dan factor factor lingkungan penting lainnya
yang menyangkut sikap/keyakinan dan kemapuan memotivasi orang orang yang
bekerja pada organisasi tersebut.
G.Prinsip prinsip mengajar
1.
perhatian
Sewaktu mengajar guru harus dapat
membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Perhatian akan lebih besar bila pada siswa terdapat minat dan bakat
2. aktivitas
Dalam proses belajar mengajar guru perlu
menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.bila siswa menjadi
partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.
3. apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu
menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa ataupun pengalamnnya.
4. peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas,
harus berusaha menunjukan benda benda yang asli bila mengalami kesukaran
menunjukan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti
radio, tape rec]order, tv, dan lain sebagainya.
5. repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit
pelajaran itu perlu di ulang ulang.Ingat siswa itu tidak setia maka perlu
dibantu dengan mengulang pelajaran ayang sedang di ajarkan.
6. korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan
ldan memikirkan hubungan antrara setiap mata pelajaran.
7. konsenterasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat
diperluas mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehinnga
siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam, siswa melihat pula
hubungan pelajaran yang satu dengan yang
lainnya.
8. sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu
bergaul dengan teman lainnya.siswa di samping sebagai individu juga mempunyai
seginsosial yang harus dikembangan.
9. individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang
unik.Hal mana masing masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan
intelegensi, mibat bakat, hobi, tingkah laku, watak, mauapun sikapnya.
10. evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu
dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa mereka akan
lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya.
BAB 1V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang
pendidik harus memiliki keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah
penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional.
Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru
harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.Masalah mengajar
telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang.
Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan
pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan
professional.
B.
Saran
Agar pembaca dapat dengan mudah
memahami keterampilan berbahasa. Pembaca diharap terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari Keterampilan Dasar Mengajar itu sendiri
Daftar
pustaka
Daryanto,
Drs, belajar dan mengajar, cv. Yrama
widya, Bandung.
Taupik.M. 2013.PengantarPendidikan.Tangerang: CV Mujahid
press
Raflis kosasih dan Soetjipto.Profesi Keguruan.2004.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Ondi saonadi, M.Pd. Drs. Aris suherman, M.pd. Etika
Profesi Keguruan. PT Refika Aditama, Bandung
Dr. Wia sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta
Nama : Mariya
Khiftia
NIM :
2227132062
Kelas : 5D
(PGSD)
TTL :
Jakarta, 4 Januari 1995
Alamat : Jl. Komp
BTN Cantiga RT 001/06 No 70 Kel. Petir
Kec. Cipondoh Kota Tangerang
Motto :
Kegagalan Bukan Berarti Terjatuh Tapi Menolak
Untuk Bangkit
Nama : Irna Patala
NIM : 2227130614
Kelas : 5D (PGSD)
TTL : Bogor, 5 Desember 1995
Alamat : Jl. Kp.Samprok Desa Pangaur Kec. Jasinga
Bogor
Motto : Senyum, Ceria, Semangat
Nama : Nurman Prayogi
NIM : 2227132387
Kelas : 5D (PGSD)
TTL : Bogor, 20 Desember 1994
Motto : Lakukan dengan sepenuh hati atau
tinggalkan sama sekali
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah
serta inayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Ana
Nurhasanah M,Pd selaku
dosen pengampu matakuliah Strategi Pembelajaran SDyang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik untuk menambah wawasan pengetahuan
atau juga dapat dijadikan bahan referensi mata kuliah yang terkait.Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki segala kekurangan
pada makalah ini.Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pasti milik
kami.Salah khilaf mohon maaf.
Serang, 18 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………....3
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….....3
C. Tujuan…………………………………………………………………………...4
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………........5
A.
Pengertian Mengajar………...........……………………………………………..5
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………...6
A.
Konsep dasar
mengajar………………………………………….........................6
B.
Jenis-Jenis
Keterampilan Dasar Mengajar............................................................9
C.
Kekeliruan Guru
dalam Mengajar........................................................................20
D.
Perlunya Perubahan Paradigma Tentang Mengajar .............................................21
E.
Makna Mengajar Dalam Standar Proses Pendidikan............................................22
F.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Guru................................................23
G.
Prinsip-PrinsipMengajar.......................................................................................29
BAB
1V PENUTUP.........................................................................................................30
A.
Kesimpulan...........................................................................................................30
B.
Saran......................................................................................................................30
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Seorang
pendidik harus memiliki keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah
penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional.
Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap
guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.
Masalah mengajar telah menjadi persoalan
para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak
semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional. Dan pada kenyataannya
dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak pendidik yang masih
mengalami kesulitan untuk ,memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga
peserta didik sulit memahami materi. Sedangkan tututan kurikulum untuk
menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus terlaksana. Untuk itu dalam
makalah ini akan dibahas menganai keterampilan dasar mengajar bagi guru untuk
memberikan pengajaran lebih baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. apa yang dimaksud dengan konsep dasar
mengajar ?
2. apa saja jenis-jenis keterampilan
dasar mengajar ?
3. apa saja kekeliruan guru yang sering
terjadi dalam proses pemvbelajaran ?
4. bagaimana cara mengubah paradigma
mengajar
5. apa sajakah factor-faktor yang
memengaruhi kinerja guru ?
6. apa saja prinsip-prinsip mengajar ?
Tujuan
1. untuk mengetahui konsep dasar
mengajar
2. untuk mengetahui jenis-jenis
keterampilan mengajar
3. untuk mengetahui kekeliruan guru yang
sering terjadi dalam proses pembelajaran
4.untuk mengetahui bagaimana cara
mengubah paradigma mengajar
5.untuk mengetahui factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru
6. untuk mengetahui prinsip-prinsip
mengajar
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
mengajar
Secara
umum mengajar merupakan proses transformasi pengetahuan ( knowledge ) kepada seseorang. Namun secara
lengkap akan dilihat beberapa pendapat dari ahli, sebagai berikut :
1. Arifin
( 1978 ) mendefinisikan mengajar “
rangkaian kegiatan penyampaian bahan
pelajaran kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu ”.
2. Tyson
dan carol ( 1970 ), mendefinisikan mengajar ialah, away working with students a process of
interaction the teacher does something to student ; the student do something to
student in return. Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses timbal balik
antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan .
3. nasution
( 1986 ) berpendapat bahwa mengajar adalah “ suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak,
sehingga terjadi proses belajar ( M. Syah, 2010 )
4. Menurut
pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti
halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus
diterapkan untuk kepentingan umum.
5. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan merupakan ‘’kecakapan untuk
menyelesaikan tugas’’.
6. Keterampilan
itu kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari berbagai latihan dan
pembelajaran. Keterampilan pada dasarnya merupakan salah satu manivestasi dari
kemampuan seorang guru sebagai tenaga professional. Kusnadi, dkk., loc. Cit.
7. Keterampilan
dasar mengajar sangat diperlukan, pembentukan performance guru yang baik
diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan dasar
yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Zainal asri,
micro teaching hal 67
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Konsep
dasar mengajar
1.
Mengajar
sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran.
Kata “ teachn ” mengajar berasal dari
bahasa inggris kuno yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa jerman kuno (
old teutenic , taikjan ), yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti
memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering dianggap sebagai proses menstranfer ilmu .dalam konteks ini, menstranfer
tidak diartikan dalam memindahkan , seperti mentrasfer uang. Menurut Smith (
1987 ) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketremapilan ( teaching is imparting knowledge or skill ).
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut :
a. proses
pengajaran berorientasi pada guru ( teacher centered )
Sehubungan dengan proses pembelajaran
yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan
guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru
sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru
harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan seperti misalnya materi pelajaran
apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang
harus digunakan, dan lain sebagainya.
b. siswa
sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagi proses
menyampaikan materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus
menguasai materi pelajaran. Mereka di anggap sebagai organisme yang pasif, yang
belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran
mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah
sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c. Kegiatan
pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada
tempat tertentu, misalnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat,
sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian
rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses
pengajaran terjadi sangat formal.
d. Tujuan
utama pengajaran adalah penguasan materi
pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran
diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri
adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan disekolah.Sedangkan,
mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalam manusia masa lalu yang
disusun secara sistematis dan logis kemudian di uraikan dalam buku-buku
pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa.Oleh karena
itu kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka
alat evaluasi yang digunakan biasanya test hasil belajara tertulis yang
dilaksanakan secara periodik.
2.
Mengajar
sebagai Proses Mengatur Lingkungan
Pandangan lain mengajar dianggap
sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Dalam
konsep ini yang penting adalah belajarnya siswa. Untuk apa menyampaikan materi
pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai
materi sebanyak-banyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu itu tidak
berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang
penting dalam mengajar dalah proses mengubah perilaku. Terdapat beberapa
karakteristik dari konsep mangajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
a. Mengajar
Berpusat Pada Siswa (Student Centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera
guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian
peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai
fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk
belajar.oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses belajar tidak diukur dari
sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh
mana siswa telah melakukan proses belajar. Inilah makna proses pembelajaran
berpusat kepada siswa (Student Oriented)
b. Siswaa
Sebagai Subjek Belajar
Dalam konsep mengajar sebagi proses
mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang
hanya penerima informasi, akan tetpai dipandang sebagai organisme yang aktif,
yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memilki
kemampuan dan potensi.
c. Proses
Pembelajaran Berlangsung di Mana Saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
yang berorientasi pada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana
saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa.Siswa dapat memanfaatkan
berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
Ketika siswa akan belajar tentang fungsi pasar misalnya maka pasar itu sendiri
merupakan tempat belajar siswa.
d. Pembelajaran
Berorientasi pada Pencapaian Tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan
materi pembelajaran akan tetapi proses utnuk mengubah langkah-langkah siswa
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah, penguasaan materi
pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran akan tetapi hanya sebagai
tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.
B.
Jenis-Jenis
Keterampilan Dasar Mengajar
1. Keterampilan
Dasar Bertanya
Keterampilan Dasar Bertanya, bagi
seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa
demikian ?sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana belajar
lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran menjadi membosankan manakala
selama berjam-jam menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan
baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa
berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, strategi
pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif
terhadap siswa diantaranya :
·
Bisa
meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
·
Dapat
meningkatkan kemapuan berpikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada
hakikatnya bertanya
·
Dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan
jawaban
·
Memusatkan siswa
pada masalah yang sedang dibahas
Dalam penerapan
model-model pembelajaran baik CTL apalagi MPPKB, keberhasilannya sangat
ditentukan oleh keterampilan bertanya.Model-model pembelajaran yang demikian
tidak menempatkan siswa sebagai objek belajar yang hanya bertugas mendengarkan,
mencatat, dan menghafal materi pembelajaran. Akan tetapi, mendorong siswa untuk
berperan secara aktif dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya
.bagaimana proses mendorong siswa untuk menemukan itu akan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan guru dalam membimbing siswa melalui proses bertanya. Mengingat
begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru
harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dibawah
ini dijelaskan tentang jenis-jenis pertanyaan dan teknik-teknik bertanya.
Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang dilaksanakan dapat berhasil
mebelajarkan siswa ?kita harus paham bagaimana cara bertanya yang baik.
Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang
kita ajukan
a. beberapa
petunjuk teknis
1. tunjukan
keantusian dan kehangatan
Yang dimaksud dengan kehangatan dan
keantusiaan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan, misalnya bahasa yang digunkan tidak terkesan memojokan siswa mimic
atau wajah tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit
seyuman, dan lain sebagainya ; tidak mencibir atau memelototi siswa. Sikap
semacam itu sangat perlu sebab dapat memunculkan keberanian siswa berintuisi,
keberanian siswa untuk menduga dan akhirnya keberanian siswa untuk berpikir dan
berargumen
2. berikan
waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir
Salah
satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera
menemukan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Oleh karenya, guru sering
menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan
tersebut sama sekali tidak mempunya makna untuk membelajarkan siswa. Oleh
karena itu dalam proses bertanya .oleh karena itu dalam proses bertanya, guru
perlu memberikan kesempatan yang cukup baik bagi siswa untuk menemukan jawaban
yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang
diajaukan. Biarkan siswa mencari, menduga , dan bereksplorasi untuk menemukan
jawaban yang sesuai dengan kemampuannya.
3. atur
lalulintas bertanya
Sering
terjadi khususnya di sekolah-sekolah tingkat dasar , ketika guru bertanya, secara
bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit
menangkap makna jawaban yang diberikan oleh guru. Hal itu tentu saja bukan cara
yang bagus , sebab proses Tanya jawab hanya membuang-buang waktu . sebaiknya
guru harus dapat mengatur proses Tanya jawab. Artinya setelah pertanyaan
diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban ,
suruh yang lain menyimak jawaban dan memberikan komentar.
4. hindari
pertanyaan ganda
Pertanyaan
ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.
Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu
proses berpikir karena tidak akan fokus terhadap arah pertanyaan yang
diajukan. Misalnya guru bertanya “
factor-faktor apa yang menyebabkan arus urbanisasi dan apa akibatnya terhadap
kehidupan sosial ? ’’ . pertanyaan
tersebut jelas membingungkan dan akan menyulitkan siswa untuk menemukan jawaban
yang tepat karena siswa harus berpikir zig-zag.
b. meningkatkan
kualitas pertanyaan
disamping beberapa petunjuk teknis, dalam
teknis bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kualitas
pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1.
memberikan secara berjenjang
Yang dimaksud secara berjenjang
adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah kepertanyaan
tingkat tinggi.Artinya sebaiknya dalam memberikan pertanyaan diawali dengan
pertanyaan mengingat, lalu pertanyaan pemahaman, penerapan, dan seterusnya.Hal
ini sangat penting untuk meningkatkan mental berpikir siswa. Guru harus
menghindari pertanyaan yang bolak-balik. Misalnya dalam satu bahasan tertentu
guru mengajukan pertanyaan ingatan untuk menghafal fakta , kemungkinan dilanjutkan
dengan pertanyaan analisis , kembali lagi kepertanyaan pemahaman, dan
seterusnya. Pertanyaan yang bolak-balik semacam itu akan mengakibatkan
keruwetan berpikir siswa.
2.
menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat
pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak antara lain
:
·
Ketika guru
mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki
kalimat yang diajukan.
·
Ketika siswa
menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa sendiri, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang
tepat.
·
Ketika siswa
menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat
membimbing agar siswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal ini dapat juga
diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa memberikan ilustrasi
dengan contoh-contoh kongkrit.
2.
Keterampilan Dasar Memberikan
Reinforment
Keterampilan
dasar penguatan ( reinforment ) adalah segala bentuk respons yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau
responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Melalui
keterampilan penguatan ( reinforment ) yang diberikan guru, maka siswa akan
merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus
dari guru ; atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak
bermamfaat. Demikian fungsi keterampilan penguatan ( reinforcement ) itu adalah
bentuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan
meningkatkan partispasinya dalam setiap proses pembelajaran .
Ada
beberapa jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal
dan nonverbal.
a. penguatan
verbal penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kat-kata ,
baik kata-kata Fujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi . melalui
kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung berbesar hati sehingga ia akan
merasa puas dan terdorong lebih aktif belajar. Misalnya ketika diajukan
pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat maka guru memuji siswa tersebut
dengan mengatakan .“ bagus ’’ , “ tepat sekali ” , “ wah, hebat kamu ’’ dan lain
sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna , guru berkata “
hampir tepatm” , “ seratus kurang lima
puluh ’’, dan lain-lain . apa yang diungkapkan menunjukan bahwa jawaban siswa
masih perlu penyempurnaan
b. penguatan
novel
penguatan
noverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya,
melalui anggukan kepala tanda setuju , mengernyitkan dahi, mengangkat pundak,
dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan
dengan memberikan tanda-tanda tertentu misalnya penguatan dengan melakukan
sentuhan ( contact ) dengan berjaba tangan atau menepuk-nepuk pudak siswa
setelah siswa memberikan respon bagus. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memberikan penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·
Kehangatan dan
Keantusian
Saat
guru memberikan penguatan, tunjukkan sikap yang hangat dan antusias, bahwa
penguatan itu benar-benar diberikan sebagai balasan atau respons yang diberikan
oleh siswa.Hindari kepura-puraan atau tindakan penguatan yang mengada-ngada.
·
Kebermaknaan
Yakinkan
pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang
wajar,sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang
berlebihan, sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa.
Siswa hanya akan merasa direndahkan.
·
Gunakan
penguatan yang bervariasi
Penguatan
yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan sehingga
tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.Oleh sebab itu,
penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi. Sekali-kali gunakan
penguatan dengan bahasa verbal, dan di lain waktu gunakan dengan
gerakan-gerakan.
·
Berikan
penguatan dengan segera
Penguatan
perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu.
Penguatan yang ditunda pemberiannya tidak akan efektif lagi dan kurang bermakna.
3.
Keterampilan Variasi
Stimulus
Variasi stimulus adalah keterampilan
guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh
gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.Dalam
model-model pembelajaran sebagai implementasi KBK, keterampilan ini sangat diperlukan
bagi setiap guru. Sebab, KBK mengharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam
setiap tahapan proses pembelajaran. Dalam konteks inilah guru perlu menjaga
agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.
Ada
tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu :
a. variasi
pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b. variasi
dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
c. variasi
dalam melakukan pola interaksi
sesuai
dengan jenisnya, teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus dijelaskan sebagai berikut
ini.
a) Variasi
pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
Untuk
menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan.
1) Penggunaan
variasi suara ( teacher voice )
Dalam
proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya perhatian siswa disebabkan oleh
suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tak bisa ditangkap oleh seluruh
siswa atau pengucapan kalimat yang kurang jelas ( ngosom ). Guru yang baik akan
terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan akan mudah ditangkap dan
dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur suara kapan ia harus
mengeraskan suaranya, dan kapan harus melemahkan suaranya. Ia juga harus mampu
mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang disampaikan .melalui intonasi
dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar,
sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
2) Pemusatan
Perhatian ( focusing )
Memusatkan
perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru
untuk memfokuskan perhatian siswa misalnya, dengan mengajak siswa untuk
memerhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat : “ Coba Anda perhatikan
dengan seksama bagian ini ..! ’’focussing diperlukan untuk minta
perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal spesifik.
3) Kebisuan
Guru ( teacher silence )
Ada
kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa .teknik ini bisa digunakan untuk
menarik perahtian siswa. Coba anda lakukan manakala siswa dalam keadaan rebut ,
kemudian anda diam sambil menatap mereka satu per satu, pasti mereka akan diam.
Dengan kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “
diam ” dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulus ketenangan dalam belajar.
4) Mengadakan
kontak pandang ( eye contact )
Setiap
siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik akan membiarkan
perhatian akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak
mata yang terjaga terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan dari diri siswa.
Pandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa kita
memerhatikan mereka ; bahwa apa yang kita katakana akan sangat
bermamfaat untuk mereka .
5) Gerak
guru ( teacher movement )
Gerakan-gerakan
guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian
siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan
yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk kelancaran
berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh
siswa.
b) Variasi
dan Penguatan Dalam Media dan Alat
pembelajaran
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
agar komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan
dapat diterima secara utuh untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunkan
variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran secara umum ada tiga
bentuk media yaitu, yang dapat dilihat, dapat diraba, dan dapat didengar. Untuk
mempertinggi perhatian siswa guru perlu menggunakan setiap media sesuai dengan
kebutuhan.
Variasi
pengumuman media dan alat pembelajaran
dapat dilakukan sebagai berikut
1)
Dengan
menggunakan variasi media yang dapat dilihat
( visual ) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan bagan dan
lain-lain.
2)
Variasi alat
atau media yang bisa didengar ( auditif
) seperti menggunakan radio, music, deklemasi, puisi dan lain sebagainya
3)
Variasi alat
atau bahan yang dapat diraba, manipulasi, digerakan ( motoric ) pemamfaatan
media semacam ini dapat menarik perhatian siswa dapat secara langsung membentuk
dan mempergerakan kegiatannya.
c)
Variasi dalam
berinteraksi
Pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.guru perlu membangun
interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah ,
yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat
iklim pembelajaran menjadi statis tetapi memasung kreatifitas siswa.
4. Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajar
Membuka pemebelajaran atau set
inducation adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondasi bagi siswa agar mental mauapun perhatian terpusat
pada pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah tercapai
kompetensi yang diharapkan. Degan kata lain, membuka pelajaran itu adalah
mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari.
Secara
khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
1. menarik perhatian siswa, yang dapat
dilakukan dengan :
·
Menyakinkan
siswa bahwa materi atau pengelaman belajar
yang dilakukan berguna untuk dirinya.
·
Melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan alat bantu.
·
Melakukan
interaksi yang menyenangkan.
2. menumbuhkan motivasi belajar
siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·
Membangun
suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi
secara kekeluargaan.
·
Menimbulkan rasa
ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang
hangat dibicarakan.
·
Mengaitkan
materi atau pengalaman belajar yang akan lakukan dengan kebutuhan siswa.
3. memberikan acuan atau rambu-rambu
tentang pembelajaran yang akan dilakukan , yang dapat dilakukan dengan :
·
Mengemukakan
tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan.
·
Menjelaskan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang
harus dilakukan
·
Menjelaskan
target atau kemampuan yang dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
Menutup
pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
tingkat keberhasilan siswa , serta keberhasilan gurudalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Menutup
pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
1)
Merangkum atau
membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa
memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan .
2)
Mengonsolidasikan
perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima
dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
3)
Mengorganisasikan
kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi
yang telah dipelajari.
4)
Memberikan
tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
5.
keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran.Terdapat beberapa jenis prilaku yang dapat mengganggu
iklim belajar mengajar seperti diuraikan di bawah ini.
a.
tidak adanya
perhatian
Tidak adanya atau
kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas
merupakan salah satu perilaku siswa yang bisa mengganggu iklim belajar
mengajar. perilaku tersebut biasanya ditunjukan oleh tindakan-tindakan
tertentu, misalnya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan atau melakukan
aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran seperti membaca
buku atau majalah , malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja
menggambar wajah guru yang sedang
mengajar. kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari terjadinya iklim
belajar mengajar yang tidak kondusif.
Prilaku
yang ditentukan oleh siswa tersebut
bersumber dari kurangnya motivasi belajar
siswa, yang dapat didorong oleh:
·
siswa menganggap
tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas.
·
Siswa merasa
telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pelajaran yang sedang
dibahas.
·
Siswa merasa
bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan guru.
·
Siswa memandang
guru kurang menguasai bahan pelajaran yang disajikan.
Apabila siswa baik secara individual
maupun kelompok memiliki
perasaan-perasaan seperti itu, maka dapat dipastikan siswa akan kurang serius
terhadap materi pelajaran.
b.
Prilaku
mengganggu
Prilaku
mengganggu bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau oleh kelompok
siswa. Prilaku ini biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala tingkah laku seperti
meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, mengucapkan kata-kata “ uuuhhh”
manakala ada siswa yang bertanya atau mengeluarkan pendapat, memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak perlu ditanyakan , mencemooh siswa,
melakukan gerakan-gerakan fisik yang bersifat mengganggu terhadap siswa lain,
dan lain sebagainya. Jika dibiarkan prilaku-prilaku tersebut, maka akan
menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Prilaku
mengganggu akan dapat muncul dari beberapa factor , diantaranya:
·
Kondisi
psikologi siswa , misalnya ingin diperhatikan atau MPO ( mencari perhatian
siswa )
·
Siswa pernah
mengalami perlakuan yang tidak mengenakan dari guru, sehingga secara tidak
sadar ia mempunyai perasaan semacam balas dendam.
Untuk menghindari perilaku-perilaku yang
dapat menggangu maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan teknik-teknik
berikut ini .
a)
Penciptaan
kondisi belajar yang optimal
Menciptakan
dan memeliharab kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar-mengajar agar berada
dalam kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
b)
Menunjukan sikap
tanggap
Menunjukan
sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul di dalam kelas , baik
prilaku yang mendukung seperti tanggapan terhadap perhatian siswa ,
keantusiasan siswa, motivasi belajar siswa yang tinggi , dan lain
sebagainya maupun tanggap terhadap
setiap prilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuan , motivasi belajar
yang rendah , dan lain sebagainya . ketanggapan ini diarahkan agar kehadiran
guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh siswa. Untuk memberikan kesan
tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1)
Memberikan
komentar baik terhadap meteri pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap
perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian
siswa sangat diperlukan untuk mebangun suasana yang optimal. Hindari
komentar-komentar yang berbeda mengancam atau mematahkan semangat siswa untuk
belajar.
2)
Menjaga kontak
mata, artinya setiap guru perlu memerhatikan siswa melalui pandangan secara
terus-menerus. Pandanglah mata siswa satu persatu. Melalui pandangan itulah siswa akan merasa
diperhatikan .sering dalam suatu proses
belajar mengajar, guru tidak pernah melakukan kontak mata. Kalau pandangan
tidak mengarah ke langit-lagit kelas, maka ia akan mengarah pandangannya ke
luar melalui jendela kela. Prilaku guru semacam ini tentu saja dapat
mengakibatkan kurangnya control terhadap perilaku siswa.
3)
Gerak mendekat,
artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada
kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap
akivitas siswa , sehingga akan terbangun suasana akrab dan bersahabat antara
guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendekat juga bisa dilakukan untuk
mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang
berperilaku ganggu.
a.
Memusatkan
perhatian
Kondisi
belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung
guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang dapat kita
gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa adalah dengan memusatkan perhatian
siswa secara terus menerus.Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan.
1) Memberikan
ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari
satu kegiatan kegiatan yang lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap
kelompok mauapun individu siswa
2)
Memberikan
komentar secara verball melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari
konteks materi pelajaran sedang dibahas.
b.
Memusatkan
perhatian
Siswa
akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai
serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentarsi
disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
e.
Memberi teguran dan penguatan
Teguran
diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menegur diantaranya ;
1)
Menegur
diarahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan prilaku
yang menyimpang.
2)
Menegur
dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan-peringatan yang kasar
atau bertendensi menghina atau mengejek.
Sebaiknya
penguatan perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respon positif dengan
memberikan pujian atau penghargaan baik secara verbal atau komentar-komentar
yang wajar maupun melalui isyarat-isyarat yang menyejukan dan menyenangkan.
Penguasaan teori dan keterampilan
keguruan
Hal
ini meliputi :
·
Pengertian dan
pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu
ilmu penunjangnya, dan
·
Penguasaan
prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan
dibina.
Sutjipto,dkk.2004.profesi
keguruan.jakarta:depdiknas
C. Kekeliruan Guru dalam Mengajar
1. guru
tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa
seorang professional, sebelum ia
melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga
langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya.
2. Guru
tidak pernah mengajak berpikir siswa
Mengajar bukan hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir,
menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah .materi pelajaran
mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai
tujuan.
3. Guru
tidak berusaha memperoleh umpan balik.
Setiap proses mengajar, guru perlu
mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicaapai sudah dikuasai oleh
siswa atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau
tidak.
4. Guru
menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran.
Dalam era informasi sekarang ini
seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar (
learning resources ), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola
pembelajaran ( manager of instruction ).
D. Perlunya perubahan paradigma tentang
mengajar
pandangan
mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah
tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa demikian? Minimal ada tiga alasan
penting alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya perubahan
paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran
kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
Pertama,
siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang
sedang berkembang.Agar mereka dapat melaksanakan tugas tugas perkembangannya
diperlukan bimbingan dan arahan orang dewasa.Oleh karena itulah kemajuan
teknologi dan informasi memungkingkan siswa dengan mudah mendapatkan informasi,
tugas, dan tanggung jawab guru menjadi semakin kompleks. Guru tidak lagi
memosisikan diri sebagai sumber belajaryang bertugas menyampaikan informasi,
tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa
itu sendiri
Kedua,
ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin
dapat menguasai setiap cabang keilmuan.Begitu hebatnya perkembangan ilmu
biologi, ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.Apa yang dulu tidak
terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan. Dalam bidang teknokogi, begitu
hebatnya orang orang menciptakan benda benda mekanik.Begitupun pada bidang
kesehatan.Semua kehebatan tersebut bersumber dari pengetahuan abad pengetahuan
itulah ang seharusnya menjadi dasar perubahan.Bahwa belajar, tak hanya sekedar
menghafal informasi, menghafal rumus rumus, tetapi bagaimana menggunakan
informasi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berfikir.
Ketiga,
penemuan penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan
pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.Anggapan manusia
sebagai organisme pasif yang perilakunya di bentuk oleh lingkungan sudah mulai
ditinggalkan.Orang sekarang lebih percaya, bahwa manusia adalah organisme yang
memiliki potensi.Oleh karena itu, proses pendidikan bukan lagi memberikan
stimulus, tetapi usaha mengembangkan potensi diri.
E. makna mengajar dalam standar
proses pendidikan
mengajar
dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya
siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan
pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa
harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk
membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.Pembelajaran
perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diharapkan.Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan
perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat
dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam
implementasinya, walaupun istilah yang digunakan ‘’pembelajaran’’ tidak bearti seorang guru menghilangkan
perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pda dasarnya dalam istilah
mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Makna
pembelajaran dalam kontkes standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa
ciri yang dijelaskan berikut ini.
1. Pembelajaran
adalah proses berfikir
Belajar
berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui
interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses
pendidikan disekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi
pembelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa memperoleh
pengetahuannya sendiri. Asusmsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah
bahwa pengethuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu
itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya.
2. Proses
pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.Menurut para
ahli, otak manusia terdiri daru dua bagian, otak kanan dan otak kiri.Masing
masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan kemampuan
tertentu.Kedua belah otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang.
Belajar yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk
berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa.
Oleh karena itu, belajar berfikir logis dan rasional perlu didukung otak bagian
kanan dengan memasukkan unsur unsur yang bisa memengaruhi emosi.
3. Pembelajaran
berlangsung sepanjang hayat
Belajar adalah proses yang terus
menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal
ini didasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu
dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses
mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala
rintangan itu sudah dilaluinya, maka manusiaakan dihadapkan pada tujuan atau
masalah baru, untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan di hadapkan rintangan
baru pula, yang kadang kadang rintangan itu semakin berat. Atas dasar itulah
sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara
belajar.
F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KINERJA GURU
A.
Kepribadian dan
dedikasi
Setiap
guru memiliki pribadi masing masing sesuai ciri ciri pribadi yang mereka
miliki. Kepribadiaan sebenarnya adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat
dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi
setiap persoalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat zakiah drajat (dalam
djamarah SB, 1994) lebih lanjut
mengemukakkan bahwa factor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya.
Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina
yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak
didik. Kepribada guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina
danmembimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik
dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
B.
Pengembangan
profesi
Menurut
pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti
halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus
diterapkan untuk kepentingan umum.
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan ]terhadap profesi guru.
Pengembangan profesi guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau
kemampuan manajemen besetra strategi penerapannya.
Jurnal
educational leadership (dalam supriadiD. 1998) bahwa untuk menjadi professional,
seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu :
·
Guru mempunyai
komitmen pada siswa dan proses belajarnya
·
Guru menguasai
secara mendalam bahanatau mata pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarnya kepada siswa,
·
Guru bertanggung
jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
·
Guru mampu
berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya,
·
Guru seyogyanya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Guru
Indonesia yang professional dipersyaratkan mempunyai: dasar ilmu yang kuat
sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan, penguasaan kiat kiat
profesi ilmu praksis bukan hanya konsep konsep belaka.
C. Kemampuan
mengajar
Untuk
melaksanakan tugas tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan.Cooper (dalam
zahera, 1997) mengemukakkan bahwa guru haarus memiliki kemampuan merencanakan
pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan
siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.
Kompetensi
guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kemampuan
mengajar guru sebenarnya merupakan
pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Imron (1995) mengemukakan 10
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu :
·
Menguasai bahan,
·
Menguasai
landasan pendidikan,
·
Menyusun program
pengajaran,
·
Melaksanakan
program pengajaran,
·
Menilai proses
dan hasil belajar,
·
Menyelenggrakan
proses bimbingan dan penyuluhan,
·
Menyelenggarakan
administrasi sekolah,
·
Mengembangkan
kepribadian,
·
Berinteraksi
dengan sejawat dan masyarakat,
·
Menyelenggarakan
penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.
D. Komunikasi
Komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling berhubungan satu sama
lain dalam kehidupan sehari hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar,
dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Disekolah, hubungan dapat terjadi antar
kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, dan guru dengan siswa. Setiap hari
guru harus berinteraksi dengan siswa yang banyak kadang cukup merepotkan tetapi
bagi guru hal tersebut menyenagkan karena dapat menemukan cara mengatasi
kesulitan belajarnya. Komunikasi
digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal dan non verbal antar
penerima dan pengirim untuk mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang
dikembangkan guru terutama dalam proses pembelajaran dan pada interaksi
laindisekolah memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk
memperlancar pelaksanaan tugas.
E. Hubungan
dengan masyarakat
Sekolah
merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dari sekolah
sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang
diserahi mandate untuk mendidik, melatih, dan mebimbing generasi muda bagi
perannnya dimasa depan., smentara masyarakat penguna jasa pendidikan itu.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah.
Hal
yang dilakukan guru dalam mendukung hubungan sekolah dengan masyarakat, antara
lain:
·
Membantu sekolah
dalam melaksanakan teknik teknik hubungan sekolah dengan masyarakat,
·
Membuat dirinya
lebih baik lagi dalam masyarakat melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat
masyarakat,
·
Guru harus
melaksanakan kode etiknya karena kode etik merupakan seperangkat aturan atau
pedoman dalam melaksanakan tugas profesinya.
F. Kedisiplinan
Disiplin
adalah suatu keadaan tertib dimana orang orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan peraturan yang telah ada dengan rasa
senang.Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai pengajar. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang
professional sebab dengan pemahaman disiplin yang baik, guru mampu mencermati
aturan aturan dan langkah langkah strategis dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
G. Kesejahteraan
Factor
kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di
dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang, makin tinggi
kemungkinan untuk menigkatkan kerjanya. Menurut supriadi (1999) bahwa tingkat
kesejahteraan guru di indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan
kondisi guru di Negara miskin, afrika.
Profesionalitas
guru tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan
pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh
pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila
kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah,
maka tidak aka ada lagi guru yang membolos mencari tambahan diluar.
H. Iklim
kerja
Litwin
dan stringer (dalam sergiovanni, 2001) mengemukakan bahwa iklim memengaruhi
kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subjektif yang dapat dirasakan dari sistem
formal, gaya informal pemimpin dan factor factor lingkungan penting lainnya
yang menyangkut sikap/keyakinan dan kemapuan memotivasi orang orang yang
bekerja pada organisasi tersebut.
G.Prinsip prinsip mengajar
1.
perhatian
Sewaktu mengajar guru harus dapat
membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Perhatian akan lebih besar bila pada siswa terdapat minat dan bakat
2. aktivitas
Dalam proses belajar mengajar guru perlu
menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.bila siswa menjadi
partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.
3. apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu
menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa ataupun pengalamnnya.
4. peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas,
harus berusaha menunjukan benda benda yang asli bila mengalami kesukaran
menunjukan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti
radio, tape rec]order, tv, dan lain sebagainya.
5. repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit
pelajaran itu perlu di ulang ulang.Ingat siswa itu tidak setia maka perlu
dibantu dengan mengulang pelajaran ayang sedang di ajarkan.
6. korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan
ldan memikirkan hubungan antrara setiap mata pelajaran.
7. konsenterasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat
diperluas mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehinnga
siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam, siswa melihat pula
hubungan pelajaran yang satu dengan yang
lainnya.
8. sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu
bergaul dengan teman lainnya.siswa di samping sebagai individu juga mempunyai
seginsosial yang harus dikembangan.
9. individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang
unik.Hal mana masing masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan
intelegensi, mibat bakat, hobi, tingkah laku, watak, mauapun sikapnya.
10. evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu
dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa mereka akan
lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya.
BAB 1V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang
pendidik harus memiliki keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah
penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional.
Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru
harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.Masalah mengajar
telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang.
Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan
pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan
professional.
B.
Saran
Agar pembaca dapat dengan mudah
memahami keterampilan berbahasa. Pembaca diharap terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari Keterampilan Dasar Mengajar itu sendiri
Daftar
pustaka
Daryanto,
Drs, belajar dan mengajar, cv. Yrama
widya, Bandung.
Taupik.M. 2013.PengantarPendidikan.Tangerang: CV Mujahid
press
Raflis kosasih dan Soetjipto.Profesi Keguruan.2004.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Ondi saonadi, M.Pd. Drs. Aris suherman, M.pd. Etika
Profesi Keguruan. PT Refika Aditama, Bandung
Dr. Wia sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta
Nama : Mariya
Khiftia
NIM :
2227132062
Kelas : 5D
(PGSD)
TTL :
Jakarta, 4 Januari 1995
Alamat : Jl. Komp
BTN Cantiga RT 001/06 No 70 Kel. Petir
Kec. Cipondoh Kota Tangerang
Motto :
Kegagalan Bukan Berarti Terjatuh Tapi Menolak
Untuk Bangkit
Nama : Irna Patala
NIM : 2227130614
Kelas : 5D (PGSD)
TTL : Bogor, 5 Desember 1995
Alamat : Jl. Kp.Samprok Desa Pangaur Kec. Jasinga
Bogor
Motto : Senyum, Ceria, Semangat
Nama : Nurman Prayogi
NIM : 2227132387
Kelas : 5D (PGSD)
TTL : Bogor, 20 Desember 1994
Motto : Lakukan dengan sepenuh hati atau
tinggalkan sama sekali