Senin, 04 Januari 2016

DASAR MENGAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Seorang pendidik  harus memiliki  keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional. Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.
Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional. Dan pada kenyataannya dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk ,memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik sulit memahami materi. Sedangkan tututan kurikulum untuk menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus terlaksana. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas menganai keterampilan dasar mengajar bagi guru untuk memberikan pengajaran lebih baik.

B.     Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan konsep dasar mengajar ?
2. apa saja jenis-jenis keterampilan dasar mengajar ?
3. apa saja kekeliruan guru yang sering terjadi dalam proses pemvbelajaran ?
4. bagaimana cara mengubah paradigma mengajar
5. apa sajakah factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru ?
6. apa saja prinsip-prinsip mengajar ?



 Tujuan
1. untuk mengetahui konsep dasar mengajar
2. untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan mengajar
3. untuk mengetahui kekeliruan guru yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
4.untuk mengetahui bagaimana cara mengubah paradigma mengajar
5.untuk mengetahui  factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru
6. untuk mengetahui prinsip-prinsip mengajar






















BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian mengajar
Secara umum mengajar merupakan proses transformasi pengetahuan  ( knowledge ) kepada seseorang. Namun secara lengkap akan dilihat beberapa pendapat dari ahli, sebagai berikut :
1.      Arifin ( 1978 ) mendefinisikan mengajar  “ rangkaian kegiatan  penyampaian bahan pelajaran kepada murid  agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu ”.
2.      Tyson dan carol ( 1970 ), mendefinisikan mengajar ialah,  away working with students a process of interaction the teacher does something to student ; the student do something to student in return. Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan .
3.      nasution ( 1986 ) berpendapat bahwa mengajar adalah “ suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar ( M. Syah, 2010 )
4.      Menurut pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus diterapkan untuk kepentingan umum. 
5.      Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan merupakan ‘’kecakapan untuk menyelesaikan tugas’’.
6.      Keterampilan itu kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari berbagai latihan dan pembelajaran. Keterampilan pada dasarnya merupakan salah satu manivestasi dari kemampuan seorang guru sebagai tenaga professional. Kusnadi, dkk., loc. Cit.
7.      Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Zainal asri, micro teaching hal 67
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Konsep dasar mengajar
1.      Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran.
Kata “ teachn ” mengajar berasal dari bahasa inggris kuno yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa jerman kuno ( old teutenic , taikjan ), yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering dianggap sebagai proses menstranfer ilmu .dalam konteks ini, menstranfer tidak diartikan dalam memindahkan , seperti mentrasfer uang. Menurut Smith ( 1987 ) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketremapilan  ( teaching is imparting knowledge or skill ). Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan  maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
a.       proses pengajaran berorientasi pada guru ( teacher centered )
Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan seperti misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus digunakan, dan lain sebagainya.
b.      siswa sebagai objek belajar
                                    Konsep mengajar sebagi proses menyampaikan materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka di anggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c.       Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
            Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal.
d.      Tujuan utama pengajaran adalah penguasan materi  pelajaran
            Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai  materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan disekolah.Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalam manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis kemudian di uraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa.Oleh karena itu kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya test hasil belajara tertulis yang dilaksanakan secara periodik.
2.      Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan
            Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Dalam konsep ini yang penting adalah belajarnya siswa. Untuk apa menyampaikan materi pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai materi sebanyak-banyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu itu tidak berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang penting dalam mengajar dalah proses mengubah perilaku. Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mangajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.

a.       Mengajar Berpusat Pada Siswa (Student Centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses belajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Oriented)
b.      Siswaa Sebagai Subjek Belajar
Dalam konsep mengajar sebagi proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya penerima informasi, akan tetpai dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memilki kemampuan dan potensi.
c.       Proses Pembelajaran Berlangsung di Mana Saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi pada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa.Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran. Ketika siswa akan belajar tentang fungsi pasar misalnya maka pasar itu sendiri merupakan tempat belajar siswa.
d.      Pembelajaran Berorientasi pada Pencapaian Tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran akan tetapi proses utnuk mengubah langkah-langkah siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah, penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.


B.     Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
1.      Keterampilan Dasar Bertanya
                        Keterampilan Dasar Bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa demikian ?sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana belajar lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran menjadi membosankan manakala selama berjam-jam menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif terhadap siswa diantaranya :
·         Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
·         Dapat meningkatkan kemapuan berpikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya
·         Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
·         Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas
Dalam penerapan model-model pembelajaran baik CTL apalagi MPPKB, keberhasilannya sangat ditentukan oleh keterampilan bertanya.Model-model pembelajaran yang demikian tidak menempatkan siswa sebagai objek belajar yang hanya bertugas mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi pembelajaran. Akan tetapi, mendorong siswa untuk berperan secara aktif dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya .bagaimana proses mendorong siswa untuk menemukan itu akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membimbing siswa melalui proses bertanya. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dibawah ini dijelaskan tentang jenis-jenis pertanyaan dan teknik-teknik bertanya. Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang dilaksanakan dapat berhasil mebelajarkan siswa ?kita harus paham bagaimana cara bertanya yang baik. Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan
a.       beberapa petunjuk teknis
1.      tunjukan keantusian dan kehangatan
Yang dimaksud dengan kehangatan dan keantusiaan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunkan tidak terkesan memojokan siswa mimic atau wajah tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit seyuman, dan lain sebagainya ; tidak mencibir atau memelototi siswa. Sikap semacam itu sangat perlu sebab dapat memunculkan keberanian siswa berintuisi, keberanian siswa untuk menduga dan akhirnya keberanian siswa untuk berpikir dan berargumen
2.      berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir
              Salah satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Oleh karenya, guru sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan tersebut sama sekali tidak mempunya makna untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu dalam proses bertanya .oleh karena itu dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup baik bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang diajaukan. Biarkan siswa mencari, menduga , dan bereksplorasi untuk menemukan jawaban yang sesuai dengan kemampuannya.
3.      atur lalulintas bertanya
               Sering terjadi khususnya di sekolah-sekolah tingkat dasar , ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban yang diberikan oleh guru. Hal itu tentu saja bukan cara yang bagus , sebab proses Tanya jawab hanya membuang-buang waktu . sebaiknya guru harus dapat mengatur proses Tanya jawab. Artinya setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban , suruh yang lain menyimak jawaban dan memberikan komentar.
4.      hindari pertanyaan ganda
               Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus. Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu proses berpikir karena tidak akan fokus terhadap arah pertanyaan yang diajukan.  Misalnya guru bertanya “ factor-faktor apa yang menyebabkan arus urbanisasi dan apa akibatnya terhadap kehidupan sosial ?  ’’ . pertanyaan tersebut jelas membingungkan dan akan menyulitkan siswa untuk menemukan jawaban yang tepat karena siswa harus berpikir zig-zag.
b.      meningkatkan kualitas pertanyaan
   disamping beberapa petunjuk teknis, dalam teknis bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1. memberikan secara berjenjang
            Yang dimaksud secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah kepertanyaan tingkat tinggi.Artinya sebaiknya dalam memberikan pertanyaan diawali dengan pertanyaan mengingat, lalu pertanyaan pemahaman, penerapan, dan seterusnya.Hal ini sangat penting untuk meningkatkan mental berpikir siswa. Guru harus menghindari pertanyaan yang bolak-balik. Misalnya dalam satu bahasan tertentu guru mengajukan pertanyaan ingatan untuk menghafal fakta , kemungkinan dilanjutkan dengan pertanyaan analisis , kembali lagi kepertanyaan pemahaman, dan seterusnya. Pertanyaan yang bolak-balik semacam itu akan mengakibatkan keruwetan berpikir siswa.
2. menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
            Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak antara lain :
·         Ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki kalimat yang diajukan.
·         Ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa sendiri, maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang tepat.
·         Ketika siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat membimbing agar siswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal ini dapat juga diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa memberikan ilustrasi dengan contoh-contoh kongkrit.
2. Keterampilan Dasar Memberikan Reinforment
            Keterampilan dasar penguatan ( reinforment ) adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Melalui keterampilan penguatan ( reinforment ) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus dari guru ; atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermamfaat. Demikian fungsi keterampilan penguatan ( reinforcement ) itu adalah bentuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partispasinya dalam setiap proses pembelajaran .
Ada beberapa jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal dan nonverbal.
a.       penguatan verbal penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kat-kata , baik kata-kata Fujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi . melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong lebih aktif belajar. Misalnya ketika diajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat maka guru memuji siswa tersebut dengan mengatakan .“ bagus ’’ , “ tepat sekali ” , “ wah, hebat kamu ’’ dan lain sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna , guru berkata “ hampir tepatm”  , “ seratus kurang lima puluh ’’, dan lain-lain . apa yang diungkapkan menunjukan bahwa jawaban siswa masih perlu penyempurnaan
b.      penguatan novel
penguatan noverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda setuju , mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu misalnya penguatan dengan melakukan sentuhan ( contact ) dengan berjaba tangan atau menepuk-nepuk pudak siswa setelah siswa memberikan respon bagus. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·         Kehangatan dan Keantusian
Saat guru memberikan penguatan, tunjukkan sikap yang hangat dan antusias, bahwa penguatan itu benar-benar diberikan sebagai balasan atau respons yang diberikan oleh siswa.Hindari kepura-puraan atau tindakan penguatan yang mengada-ngada.
·         Kebermaknaan
Yakinkan pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang wajar,sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang berlebihan, sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa. Siswa hanya akan merasa direndahkan.
·         Gunakan penguatan yang bervariasi
Penguatan yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan sehingga tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.Oleh sebab itu, penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi. Sekali-kali gunakan penguatan dengan bahasa verbal, dan di lain waktu gunakan dengan gerakan-gerakan.
·         Berikan penguatan dengan segera
Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu. Penguatan yang ditunda pemberiannya tidak akan efektif  lagi dan kurang bermakna.

3.      Keterampilan  Variasi  Stimulus
            Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.Dalam model-model pembelajaran sebagai implementasi KBK, keterampilan ini sangat diperlukan bagi setiap guru. Sebab, KBK mengharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Dalam konteks inilah guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.
Ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu :
a.       variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b.      variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
c.       variasi dalam melakukan pola interaksi
sesuai dengan  jenisnya, teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus dijelaskan sebagai berikut ini.
a)      Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan.
1)      Penggunaan variasi suara  ( teacher voice )
Dalam proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya perhatian siswa disebabkan oleh suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tak bisa ditangkap oleh seluruh siswa atau pengucapan kalimat yang kurang jelas ( ngosom ). Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan akan mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur suara kapan ia harus mengeraskan suaranya, dan kapan harus melemahkan suaranya. Ia juga harus mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang disampaikan .melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar, sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
2)      Pemusatan Perhatian ( focusing )
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa misalnya, dengan mengajak siswa untuk memerhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat : “ Coba Anda perhatikan dengan seksama bagian ini ..! ’’focussing diperlukan untuk  minta  perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal spesifik.
3)      Kebisuan Guru ( teacher silence )
Ada kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa .teknik ini bisa digunakan untuk menarik perahtian siswa. Coba anda lakukan manakala siswa dalam keadaan rebut , kemudian anda diam sambil menatap mereka satu per satu, pasti mereka akan diam. Dengan kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “ diam ” dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulus ketenangan dalam belajar.
4)      Mengadakan kontak pandang ( eye contact )
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik akan membiarkan perhatian akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak mata yang terjaga terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan dari diri siswa. Pandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa kita memerhatikan  mereka ;  bahwa apa yang kita katakana akan sangat bermamfaat untuk mereka .
5)      Gerak guru ( teacher movement )
Gerakan-gerakan guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
b)      Variasi dan Penguatan Dalam Media  dan Alat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana agar komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara utuh untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunkan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran secara umum ada tiga bentuk media yaitu, yang dapat dilihat, dapat diraba, dan dapat didengar. Untuk mempertinggi perhatian siswa guru perlu menggunakan setiap media sesuai dengan kebutuhan.
Variasi pengumuman media  dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut
1)      Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat  ( visual ) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan bagan dan lain-lain.
2)      Variasi alat atau media yang bisa didengar  ( auditif ) seperti menggunakan radio, music, deklemasi, puisi dan lain sebagainya
3)      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, manipulasi, digerakan ( motoric ) pemamfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa dapat secara langsung membentuk dan mempergerakan kegiatannya.
c)      Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah , yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat iklim pembelajaran menjadi statis tetapi memasung kreatifitas siswa.

4.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajar
Membuka pemebelajaran atau set inducation adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondasi bagi siswa agar mental mauapun perhatian terpusat pada pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah tercapai kompetensi yang diharapkan. Degan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
1. menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·         Menyakinkan siswa bahwa materi atau pengelaman belajar  yang dilakukan berguna untuk dirinya.
·         Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan alat bantu.
·         Melakukan interaksi yang menyenangkan.
2. menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·         Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.
·         Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
·         Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan lakukan dengan kebutuhan siswa.
3. memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan , yang dapat dilakukan dengan :
·         Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
·         Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan
·         Menjelaskan target atau kemampuan yang dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa , serta keberhasilan gurudalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
1)      Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan .
2)      Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
3)      Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari.
4)      Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.

5.             keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.Terdapat beberapa jenis prilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar seperti diuraikan di bawah ini.
a.              tidak adanya perhatian
Tidak adanya atau kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas merupakan salah satu perilaku siswa yang bisa mengganggu iklim belajar mengajar. perilaku tersebut biasanya ditunjukan oleh tindakan-tindakan tertentu, misalnya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan atau melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran seperti membaca buku atau majalah , malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja menggambar  wajah guru yang sedang mengajar. kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari terjadinya iklim belajar mengajar yang tidak kondusif.
            Prilaku yang ditentukan oleh siswa  tersebut bersumber dari kurangnya motivasi belajar  siswa, yang dapat didorong oleh:
·                       siswa menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas.
·                       Siswa merasa telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pelajaran yang sedang dibahas.
·                       Siswa merasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan guru.
·                       Siswa memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang disajikan.
Apabila siswa baik secara individual maupun kelompok  memiliki perasaan-perasaan seperti itu, maka dapat dipastikan siswa akan kurang serius terhadap materi pelajaran.
b.                  Prilaku mengganggu
Prilaku mengganggu bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau oleh kelompok siswa. Prilaku ini biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala tingkah laku seperti meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, mengucapkan kata-kata “ uuuhhh” manakala ada siswa yang bertanya atau mengeluarkan pendapat, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak perlu ditanyakan , mencemooh siswa, melakukan gerakan-gerakan fisik yang bersifat mengganggu terhadap siswa lain, dan lain sebagainya. Jika dibiarkan prilaku-prilaku tersebut, maka akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Prilaku mengganggu akan dapat muncul dari beberapa factor , diantaranya:
·         Kondisi psikologi siswa , misalnya ingin diperhatikan atau MPO ( mencari perhatian siswa )
·         Siswa pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia mempunyai perasaan semacam balas dendam.
Untuk menghindari perilaku-perilaku yang dapat menggangu maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan teknik-teknik berikut ini .
a)      Penciptaan kondisi belajar yang optimal
Menciptakan dan memeliharab kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar-mengajar agar berada dalam kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
b)   Menunjukan sikap tanggap
Menunjukan sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul di dalam kelas , baik prilaku yang mendukung seperti tanggapan terhadap perhatian siswa , keantusiasan siswa, motivasi belajar siswa yang tinggi , dan lain sebagainya  maupun tanggap terhadap setiap prilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuan , motivasi belajar yang rendah , dan lain sebagainya . ketanggapan ini diarahkan agar kehadiran guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh siswa. Untuk memberikan kesan tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1)      Memberikan komentar baik terhadap meteri pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian siswa sangat diperlukan untuk mebangun suasana yang optimal. Hindari komentar-komentar yang berbeda mengancam atau mematahkan semangat siswa untuk belajar.
2)      Menjaga kontak mata, artinya setiap guru perlu memerhatikan siswa melalui pandangan secara terus-menerus. Pandanglah mata siswa satu persatu.  Melalui pandangan itulah siswa akan merasa diperhatikan .sering dalam suatu  proses belajar mengajar, guru tidak pernah melakukan kontak mata. Kalau pandangan tidak mengarah ke langit-lagit kelas, maka ia akan mengarah pandangannya ke luar melalui jendela kela. Prilaku guru semacam ini tentu saja dapat mengakibatkan kurangnya control terhadap perilaku siswa.
3)      Gerak mendekat, artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap akivitas siswa , sehingga akan terbangun suasana akrab dan bersahabat antara guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendekat juga bisa dilakukan untuk mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang berperilaku ganggu.
a.       Memusatkan perhatian
Kondisi belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang dapat kita gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa adalah dengan memusatkan perhatian siswa secara terus menerus.Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan.
1)   Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kegiatan yang lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap kelompok mauapun individu siswa
2)      Memberikan komentar secara verball melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran sedang dibahas.
b.             Memusatkan perhatian
                     Siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentarsi disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
e.  Memberi teguran dan penguatan
Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menegur diantaranya ;
1)      Menegur diarahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan prilaku yang menyimpang.
2)      Menegur dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan-peringatan yang kasar atau bertendensi menghina atau mengejek.
Sebaiknya penguatan perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respon positif dengan memberikan pujian atau penghargaan baik secara verbal atau komentar-komentar yang wajar maupun melalui isyarat-isyarat yang menyejukan dan menyenangkan.
Penguasaan teori dan keterampilan keguruan
Hal ini meliputi :
·         Pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu ilmu penunjangnya, dan
·         Penguasaan prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan dibina.
Sutjipto,dkk.2004.profesi keguruan.jakarta:depdiknas
C. Kekeliruan Guru dalam Mengajar
1.      guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa
seorang professional, sebelum ia melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya.

2.      Guru tidak pernah mengajak berpikir siswa
Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah .materi pelajaran mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan.
3.      Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik.
Setiap proses mengajar, guru perlu mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicaapai sudah dikuasai oleh siswa atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak.
4.      Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran.
Dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar  ( learning resources ), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran  ( manager of instruction ).
D. Perlunya perubahan paradigma tentang mengajar
pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa demikian? Minimal ada tiga alasan penting alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang.Agar mereka dapat melaksanakan tugas tugas perkembangannya diperlukan bimbingan dan arahan orang dewasa.Oleh karena itulah kemajuan teknologi dan informasi memungkingkan siswa dengan mudah mendapatkan informasi, tugas, dan tanggung jawab guru menjadi semakin kompleks. Guru tidak lagi memosisikan diri sebagai sumber belajaryang bertugas menyampaikan informasi, tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa itu sendiri
Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan.Begitu hebatnya perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.Apa yang dulu tidak terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan. Dalam bidang teknokogi, begitu hebatnya orang orang menciptakan benda benda mekanik.Begitupun pada bidang kesehatan.Semua kehebatan tersebut bersumber dari pengetahuan abad pengetahuan itulah ang seharusnya menjadi dasar perubahan.Bahwa belajar, tak hanya sekedar menghafal informasi, menghafal rumus rumus, tetapi bagaimana menggunakan informasi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berfikir.
Ketiga, penemuan penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.Anggapan manusia sebagai organisme pasif yang perilakunya di bentuk oleh lingkungan sudah mulai ditinggalkan.Orang sekarang lebih percaya, bahwa manusia adalah organisme yang memiliki potensi.Oleh karena itu, proses pendidikan bukan lagi memberikan stimulus, tetapi usaha mengembangkan potensi diri.
E. makna mengajar dalam standar proses pendidikan
mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan ‘’pembelajaran’’  tidak bearti seorang guru menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pda dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Makna pembelajaran dalam kontkes standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa ciri yang dijelaskan berikut ini.
1.      Pembelajaran adalah proses berfikir
Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan disekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pembelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa memperoleh pengetahuannya sendiri. Asusmsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa pengethuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya.
2.      Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.Menurut para ahli, otak manusia terdiri daru dua bagian, otak kanan dan otak kiri.Masing masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan kemampuan tertentu.Kedua belah otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang. Belajar yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berfikir logis dan rasional perlu didukung otak bagian kanan dengan memasukkan unsur unsur yang bisa memengaruhi emosi.
3.      Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat
Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala rintangan itu sudah dilaluinya, maka manusiaakan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru, untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan di hadapkan rintangan baru pula, yang kadang kadang rintangan itu semakin berat. Atas dasar itulah sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar.
F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA GURU
A.           Kepribadian dan dedikasi
Setiap guru memiliki pribadi masing masing sesuai ciri ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadiaan sebenarnya adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat zakiah drajat (dalam djamarah SB, 1994)  lebih lanjut mengemukakkan bahwa factor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik. Kepribada guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina danmembimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
B.            Pengembangan profesi
Menurut pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus diterapkan untuk kepentingan umum.  Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan ]terhadap profesi guru. Pengembangan profesi guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen besetra strategi penerapannya.
Jurnal educational leadership (dalam supriadiD. 1998) bahwa untuk menjadi professional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu :
·                          Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya
·                          Guru menguasai secara mendalam bahanatau mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada  siswa,
·                          Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
·                          Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
·                          Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Guru Indonesia yang professional dipersyaratkan mempunyai: dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat  ilmu pengetahuan, penguasaan kiat kiat profesi ilmu praksis bukan hanya konsep konsep belaka.
C.     Kemampuan mengajar
Untuk melaksanakan tugas tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan.Cooper (dalam zahera, 1997) mengemukakkan bahwa guru haarus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.
Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kemampuan mengajar  guru sebenarnya merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Imron (1995) mengemukakan 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu :
·         Menguasai bahan,
·         Menguasai landasan pendidikan,
·         Menyusun program pengajaran,
·         Melaksanakan program pengajaran,
·         Menilai proses dan hasil belajar,
·         Menyelenggrakan proses bimbingan dan penyuluhan,
·         Menyelenggarakan administrasi sekolah,
·         Mengembangkan kepribadian,
·         Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat,
·         Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.

D.    Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.  Disekolah, hubungan dapat terjadi antar kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, dan guru dengan siswa. Setiap hari guru harus berinteraksi dengan siswa yang banyak kadang cukup merepotkan tetapi bagi guru hal tersebut menyenagkan karena dapat menemukan cara mengatasi kesulitan belajarnya.  Komunikasi digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal dan non verbal antar penerima dan pengirim untuk mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan guru terutama dalam proses pembelajaran dan pada interaksi laindisekolah memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk memperlancar pelaksanaan tugas.

E.     Hubungan dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandate untuk mendidik, melatih, dan mebimbing generasi muda bagi perannnya dimasa depan., smentara masyarakat penguna jasa pendidikan itu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Hal yang dilakukan guru dalam mendukung hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain:
·         Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik teknik hubungan sekolah dengan masyarakat,
·         Membuat dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat masyarakat,
·         Guru harus melaksanakan kode etiknya karena kode etik merupakan seperangkat aturan atau pedoman dalam melaksanakan tugas profesinya.
F.      Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan peraturan yang telah ada dengan rasa senang.Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang professional sebab dengan pemahaman disiplin yang baik, guru mampu mencermati aturan aturan dan langkah langkah strategis dalam melaksanakan proses belajar mengajar.


G.    Kesejahteraan
Factor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang, makin tinggi kemungkinan untuk menigkatkan kerjanya. Menurut supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru di indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di Negara miskin, afrika.
Profesionalitas guru tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah, maka tidak aka ada lagi guru yang membolos mencari tambahan diluar.

H.    Iklim kerja
Litwin dan stringer (dalam sergiovanni, 2001) mengemukakan bahwa iklim memengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subjektif yang dapat dirasakan dari sistem formal, gaya informal pemimpin dan factor factor lingkungan penting lainnya yang menyangkut sikap/keyakinan dan kemapuan memotivasi orang orang yang bekerja pada organisasi tersebut.

G.Prinsip prinsip mengajar

1. perhatian
Sewaktu mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila pada siswa terdapat minat dan bakat
2. aktivitas
Dalam proses belajar mengajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.
3. apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa ataupun pengalamnnya.


4. peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukan benda benda yang asli bila mengalami kesukaran menunjukan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape rec]order, tv, dan lain sebagainya.
5. repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran itu perlu di ulang ulang.Ingat siswa itu tidak setia maka perlu dibantu dengan mengulang pelajaran ayang sedang di ajarkan.
6. korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan ldan memikirkan hubungan antrara setiap mata pelajaran.
7. konsenterasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat diperluas mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehinnga siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam, siswa melihat pula hubungan pelajaran yang satu dengan  yang lainnya.
8. sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya.siswa di samping sebagai individu juga mempunyai seginsosial yang harus dikembangan.
9. individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik.Hal mana masing masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan intelegensi, mibat bakat, hobi, tingkah laku, watak, mauapun sikapnya.
10. evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya.













BAB 1V
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Seorang pendidik  harus memiliki  keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional. Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional.
B.                Saran
Agar pembaca dapat dengan mudah memahami keterampilan berbahasa. Pembaca diharap terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari Keterampilan Dasar Mengajar itu sendiri












Daftar pustaka

Daryanto, Drs, belajar dan mengajar, cv. Yrama widya, Bandung.
Taupik.M. 2013.PengantarPendidikan.Tangerang: CV Mujahid press
Raflis kosasih dan Soetjipto.Profesi Keguruan.2004. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ondi saonadi, M.Pd. Drs. Aris suherman, M.pd. Etika Profesi Keguruan. PT Refika Aditama, Bandung
Dr. Wia sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta












Nama    : Mariya Khiftia
NIM      : 2227132062
Kelas     : 5D (PGSD)
TTL       : Jakarta, 4 Januari 1995
Alamat  : Jl. Komp BTN Cantiga RT 001/06 No 70 Kel. Petir
                  Kec. Cipondoh Kota Tangerang
Motto    : Kegagalan Bukan Berarti Terjatuh Tapi Menolak
                 Untuk Bangkit







Nama    : Irna Patala
NIM       : 2227130614
Kelas      : 5D (PGSD)
TTL        : Bogor, 5 Desember 1995
Alamat  : Jl. Kp.Samprok Desa Pangaur Kec. Jasinga Bogor
Motto    : Senyum, Ceria, Semangat



Nama    : Nurman Prayogi
NIM       : 2227132387
Kelas      : 5D (PGSD)
TTL        : Bogor, 20 Desember 1994
Alamat  : Jln. Kresek desa Sukamulya kp ceplak Rt01/06. Balaraja
Motto    : Lakukan dengan sepenuh hati atau tinggalkan sama sekali





KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..                          
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah serta inayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu  Ana Nurhasanah M,Pd selaku dosen pengampu matakuliah Strategi Pembelajaran SDyang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
          Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik untuk menambah wawasan pengetahuan atau juga dapat dijadikan bahan referensi mata kuliah yang terkait.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk dapat memperbaiki segala kekurangan pada makalah ini.Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pasti milik kami.Salah khilaf mohon maaf.



 Serang, 18 September 2015  
           
Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGATAR……………………………………………………………………1 
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....2              
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………....3 
A.        Latar Belakang…………………………………………………………………..3   
B.        Rumusan Masalah…………………………………………………………….....3   
C.        Tujuan…………………………………………………………………………...4   
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………........5
A.                Pengertian Mengajar………...........……………………………………………..5
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………...6  
A.                Konsep dasar mengajar………………………………………….........................6
B.                 Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar............................................................9
C.                 Kekeliruan Guru dalam Mengajar........................................................................20
D.                Perlunya Perubahan Paradigma Tentang Mengajar .............................................21
E.                 Makna Mengajar Dalam Standar Proses Pendidikan............................................22
F.                  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru................................................23
G.                Prinsip-PrinsipMengajar.......................................................................................29
BAB 1V PENUTUP.........................................................................................................30
A.                Kesimpulan...........................................................................................................30
B.                 Saran......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Seorang pendidik  harus memiliki  keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional. Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.
Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional. Dan pada kenyataannya dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk ,memberikan pengajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik sulit memahami materi. Sedangkan tututan kurikulum untuk menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus terlaksana. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas menganai keterampilan dasar mengajar bagi guru untuk memberikan pengajaran lebih baik.

B.     Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan konsep dasar mengajar ?
2. apa saja jenis-jenis keterampilan dasar mengajar ?
3. apa saja kekeliruan guru yang sering terjadi dalam proses pemvbelajaran ?
4. bagaimana cara mengubah paradigma mengajar
5. apa sajakah factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru ?
6. apa saja prinsip-prinsip mengajar ?



 Tujuan
1. untuk mengetahui konsep dasar mengajar
2. untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan mengajar
3. untuk mengetahui kekeliruan guru yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
4.untuk mengetahui bagaimana cara mengubah paradigma mengajar
5.untuk mengetahui  factor-faktor yang memengaruhi kinerja guru
6. untuk mengetahui prinsip-prinsip mengajar






















BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian mengajar
Secara umum mengajar merupakan proses transformasi pengetahuan  ( knowledge ) kepada seseorang. Namun secara lengkap akan dilihat beberapa pendapat dari ahli, sebagai berikut :
1.      Arifin ( 1978 ) mendefinisikan mengajar  “ rangkaian kegiatan  penyampaian bahan pelajaran kepada murid  agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu ”.
2.      Tyson dan carol ( 1970 ), mendefinisikan mengajar ialah,  away working with students a process of interaction the teacher does something to student ; the student do something to student in return. Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan .
3.      nasution ( 1986 ) berpendapat bahwa mengajar adalah “ suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar ( M. Syah, 2010 )
4.      Menurut pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus diterapkan untuk kepentingan umum. 
5.      Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan merupakan ‘’kecakapan untuk menyelesaikan tugas’’.
6.      Keterampilan itu kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari berbagai latihan dan pembelajaran. Keterampilan pada dasarnya merupakan salah satu manivestasi dari kemampuan seorang guru sebagai tenaga professional. Kusnadi, dkk., loc. Cit.
7.      Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Zainal asri, micro teaching hal 67
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Konsep dasar mengajar
1.      Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran.
Kata “ teachn ” mengajar berasal dari bahasa inggris kuno yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa jerman kuno ( old teutenic , taikjan ), yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering dianggap sebagai proses menstranfer ilmu .dalam konteks ini, menstranfer tidak diartikan dalam memindahkan , seperti mentrasfer uang. Menurut Smith ( 1987 ) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketremapilan  ( teaching is imparting knowledge or skill ). Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan  maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
a.       proses pengajaran berorientasi pada guru ( teacher centered )
Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan seperti misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus digunakan, dan lain sebagainya.
b.      siswa sebagai objek belajar
                                    Konsep mengajar sebagi proses menyampaikan materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka di anggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c.       Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
            Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal.
d.      Tujuan utama pengajaran adalah penguasan materi  pelajaran
            Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai  materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan disekolah.Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalam manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis kemudian di uraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa.Oleh karena itu kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya test hasil belajara tertulis yang dilaksanakan secara periodik.
2.      Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan
            Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Dalam konsep ini yang penting adalah belajarnya siswa. Untuk apa menyampaikan materi pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai materi sebanyak-banyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu itu tidak berdampak terhadap perubahan perilaku dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang penting dalam mengajar dalah proses mengubah perilaku. Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mangajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.

a.       Mengajar Berpusat Pada Siswa (Student Centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Dengan demikian peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses belajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Oriented)
b.      Siswaa Sebagai Subjek Belajar
Dalam konsep mengajar sebagi proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya penerima informasi, akan tetpai dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memilki kemampuan dan potensi.
c.       Proses Pembelajaran Berlangsung di Mana Saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi pada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa.Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran. Ketika siswa akan belajar tentang fungsi pasar misalnya maka pasar itu sendiri merupakan tempat belajar siswa.
d.      Pembelajaran Berorientasi pada Pencapaian Tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran akan tetapi proses utnuk mengubah langkah-langkah siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah, penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas.


B.     Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
1.      Keterampilan Dasar Bertanya
                        Keterampilan Dasar Bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa demikian ?sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana belajar lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran menjadi membosankan manakala selama berjam-jam menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak positif terhadap siswa diantaranya :
·         Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
·         Dapat meningkatkan kemapuan berpikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya
·         Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
·         Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas
Dalam penerapan model-model pembelajaran baik CTL apalagi MPPKB, keberhasilannya sangat ditentukan oleh keterampilan bertanya.Model-model pembelajaran yang demikian tidak menempatkan siswa sebagai objek belajar yang hanya bertugas mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi pembelajaran. Akan tetapi, mendorong siswa untuk berperan secara aktif dalam mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya .bagaimana proses mendorong siswa untuk menemukan itu akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membimbing siswa melalui proses bertanya. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dibawah ini dijelaskan tentang jenis-jenis pertanyaan dan teknik-teknik bertanya. Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang dilaksanakan dapat berhasil mebelajarkan siswa ?kita harus paham bagaimana cara bertanya yang baik. Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan
a.       beberapa petunjuk teknis
1.      tunjukan keantusian dan kehangatan
Yang dimaksud dengan kehangatan dan keantusiaan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunkan tidak terkesan memojokan siswa mimic atau wajah tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit seyuman, dan lain sebagainya ; tidak mencibir atau memelototi siswa. Sikap semacam itu sangat perlu sebab dapat memunculkan keberanian siswa berintuisi, keberanian siswa untuk menduga dan akhirnya keberanian siswa untuk berpikir dan berargumen
2.      berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir
              Salah satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Oleh karenya, guru sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan tersebut sama sekali tidak mempunya makna untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu dalam proses bertanya .oleh karena itu dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup baik bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab sendiri pertanyaan yang diajaukan. Biarkan siswa mencari, menduga , dan bereksplorasi untuk menemukan jawaban yang sesuai dengan kemampuannya.
3.      atur lalulintas bertanya
               Sering terjadi khususnya di sekolah-sekolah tingkat dasar , ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban yang diberikan oleh guru. Hal itu tentu saja bukan cara yang bagus , sebab proses Tanya jawab hanya membuang-buang waktu . sebaiknya guru harus dapat mengatur proses Tanya jawab. Artinya setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban , suruh yang lain menyimak jawaban dan memberikan komentar.
4.      hindari pertanyaan ganda
               Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus. Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu proses berpikir karena tidak akan fokus terhadap arah pertanyaan yang diajukan.  Misalnya guru bertanya “ factor-faktor apa yang menyebabkan arus urbanisasi dan apa akibatnya terhadap kehidupan sosial ?  ’’ . pertanyaan tersebut jelas membingungkan dan akan menyulitkan siswa untuk menemukan jawaban yang tepat karena siswa harus berpikir zig-zag.
b.      meningkatkan kualitas pertanyaan
   disamping beberapa petunjuk teknis, dalam teknis bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana cara meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1. memberikan secara berjenjang
            Yang dimaksud secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah kepertanyaan tingkat tinggi.Artinya sebaiknya dalam memberikan pertanyaan diawali dengan pertanyaan mengingat, lalu pertanyaan pemahaman, penerapan, dan seterusnya.Hal ini sangat penting untuk meningkatkan mental berpikir siswa. Guru harus menghindari pertanyaan yang bolak-balik. Misalnya dalam satu bahasan tertentu guru mengajukan pertanyaan ingatan untuk menghafal fakta , kemungkinan dilanjutkan dengan pertanyaan analisis , kembali lagi kepertanyaan pemahaman, dan seterusnya. Pertanyaan yang bolak-balik semacam itu akan mengakibatkan keruwetan berpikir siswa.
2. menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
            Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak antara lain :
·         Ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki kalimat yang diajukan.
·         Ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa sendiri, maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang tepat.
·         Ketika siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat membimbing agar siswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal ini dapat juga diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa memberikan ilustrasi dengan contoh-contoh kongkrit.
2. Keterampilan Dasar Memberikan Reinforment
            Keterampilan dasar penguatan ( reinforment ) adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Melalui keterampilan penguatan ( reinforment ) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus dari guru ; atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermamfaat. Demikian fungsi keterampilan penguatan ( reinforcement ) itu adalah bentuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partispasinya dalam setiap proses pembelajaran .
Ada beberapa jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal dan nonverbal.
a.       penguatan verbal penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kat-kata , baik kata-kata Fujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi . melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong lebih aktif belajar. Misalnya ketika diajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat maka guru memuji siswa tersebut dengan mengatakan .“ bagus ’’ , “ tepat sekali ” , “ wah, hebat kamu ’’ dan lain sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna , guru berkata “ hampir tepatm”  , “ seratus kurang lima puluh ’’, dan lain-lain . apa yang diungkapkan menunjukan bahwa jawaban siswa masih perlu penyempurnaan
b.      penguatan novel
penguatan noverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda setuju , mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu misalnya penguatan dengan melakukan sentuhan ( contact ) dengan berjaba tangan atau menepuk-nepuk pudak siswa setelah siswa memberikan respon bagus. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·         Kehangatan dan Keantusian
Saat guru memberikan penguatan, tunjukkan sikap yang hangat dan antusias, bahwa penguatan itu benar-benar diberikan sebagai balasan atau respons yang diberikan oleh siswa.Hindari kepura-puraan atau tindakan penguatan yang mengada-ngada.
·         Kebermaknaan
Yakinkan pada diri siswa bahwa penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang wajar,sehingga benar-benar bermakna untuk siswa. Hindari penguatan yang berlebihan, sebab penguatan yang demikian justru akan mematikan motivasi siswa. Siswa hanya akan merasa direndahkan.
·         Gunakan penguatan yang bervariasi
Penguatan yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan sehingga tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.Oleh sebab itu, penguatan perlu dilakukan dengan teknik yang bervariasi. Sekali-kali gunakan penguatan dengan bahasa verbal, dan di lain waktu gunakan dengan gerakan-gerakan.
·         Berikan penguatan dengan segera
Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respons atau tingkah laku tertentu. Penguatan yang ditunda pemberiannya tidak akan efektif  lagi dan kurang bermakna.

3.      Keterampilan  Variasi  Stimulus
            Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.Dalam model-model pembelajaran sebagai implementasi KBK, keterampilan ini sangat diperlukan bagi setiap guru. Sebab, KBK mengharapkan siswa berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Dalam konteks inilah guru perlu menjaga agar iklim belajar tetap kondusif dan menyenangkan.
Ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu :
a.       variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.
b.      variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
c.       variasi dalam melakukan pola interaksi
sesuai dengan  jenisnya, teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus dijelaskan sebagai berikut ini.
a)      Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan.
1)      Penggunaan variasi suara  ( teacher voice )
Dalam proses pembelajaran bisa terjadi kurangnya perhatian siswa disebabkan oleh suara guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tak bisa ditangkap oleh seluruh siswa atau pengucapan kalimat yang kurang jelas ( ngosom ). Guru yang baik akan terampil mengatur volume suaranya, sehingga pesan akan mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur suara kapan ia harus mengeraskan suaranya, dan kapan harus melemahkan suaranya. Ia juga harus mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang disampaikan .melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam belajar, sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
2)      Pemusatan Perhatian ( focusing )
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa misalnya, dengan mengajak siswa untuk memerhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat : “ Coba Anda perhatikan dengan seksama bagian ini ..! ’’focussing diperlukan untuk  minta  perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal spesifik.
3)      Kebisuan Guru ( teacher silence )
Ada kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa .teknik ini bisa digunakan untuk menarik perahtian siswa. Coba anda lakukan manakala siswa dalam keadaan rebut , kemudian anda diam sambil menatap mereka satu per satu, pasti mereka akan diam. Dengan kebisuan guru dapat menarik perhatian siswa. Oleh sebab itu, teknik “ diam ” dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulus ketenangan dalam belajar.
4)      Mengadakan kontak pandang ( eye contact )
Setiap siswa membutuhkan perhatian dan penghargaan. Guru yang baik akan membiarkan perhatian akan memberikan perhatian kepada siswa melalui kontak mata. Kontak mata yang terjaga terus-menerus dapat menumbuhkan kepercayaan dari diri siswa. Pandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa kita memerhatikan  mereka ;  bahwa apa yang kita katakana akan sangat bermamfaat untuk mereka .
5)      Gerak guru ( teacher movement )
Gerakan-gerakan guru di dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian siswa. Guru yang baik akan terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
b)      Variasi dan Penguatan Dalam Media  dan Alat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana agar komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara utuh untuk kepentingan tersebut, guru perlu menggunkan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran secara umum ada tiga bentuk media yaitu, yang dapat dilihat, dapat diraba, dan dapat didengar. Untuk mempertinggi perhatian siswa guru perlu menggunakan setiap media sesuai dengan kebutuhan.
Variasi pengumuman media  dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut
1)      Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat  ( visual ) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan bagan dan lain-lain.
2)      Variasi alat atau media yang bisa didengar  ( auditif ) seperti menggunakan radio, music, deklemasi, puisi dan lain sebagainya
3)      Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, manipulasi, digerakan ( motoric ) pemamfaatan media semacam ini dapat menarik perhatian siswa dapat secara langsung membentuk dan mempergerakan kegiatannya.
c)      Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya.guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah , yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat iklim pembelajaran menjadi statis tetapi memasung kreatifitas siswa.

4.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajar
Membuka pemebelajaran atau set inducation adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondasi bagi siswa agar mental mauapun perhatian terpusat pada pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah tercapai kompetensi yang diharapkan. Degan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
1. menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·         Menyakinkan siswa bahwa materi atau pengelaman belajar  yang dilakukan berguna untuk dirinya.
·         Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan alat bantu.
·         Melakukan interaksi yang menyenangkan.
2. menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan :
·         Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.
·         Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
·         Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan lakukan dengan kebutuhan siswa.
3. memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan , yang dapat dilakukan dengan :
·         Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
·         Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan
·         Menjelaskan target atau kemampuan yang dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa , serta keberhasilan gurudalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
1)      Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan .
2)      Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
3)      Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari.
4)      Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.

5.             keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.Terdapat beberapa jenis prilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar seperti diuraikan di bawah ini.
a.              tidak adanya perhatian
Tidak adanya atau kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas merupakan salah satu perilaku siswa yang bisa mengganggu iklim belajar mengajar. perilaku tersebut biasanya ditunjukan oleh tindakan-tindakan tertentu, misalnya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan atau melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran seperti membaca buku atau majalah , malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja menggambar  wajah guru yang sedang mengajar. kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari terjadinya iklim belajar mengajar yang tidak kondusif.
            Prilaku yang ditentukan oleh siswa  tersebut bersumber dari kurangnya motivasi belajar  siswa, yang dapat didorong oleh:
·                       siswa menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas.
·                       Siswa merasa telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pelajaran yang sedang dibahas.
·                       Siswa merasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan guru.
·                       Siswa memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang disajikan.
Apabila siswa baik secara individual maupun kelompok  memiliki perasaan-perasaan seperti itu, maka dapat dipastikan siswa akan kurang serius terhadap materi pelajaran.
b.                  Prilaku mengganggu
Prilaku mengganggu bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau oleh kelompok siswa. Prilaku ini biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala tingkah laku seperti meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, mengucapkan kata-kata “ uuuhhh” manakala ada siswa yang bertanya atau mengeluarkan pendapat, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak perlu ditanyakan , mencemooh siswa, melakukan gerakan-gerakan fisik yang bersifat mengganggu terhadap siswa lain, dan lain sebagainya. Jika dibiarkan prilaku-prilaku tersebut, maka akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Prilaku mengganggu akan dapat muncul dari beberapa factor , diantaranya:
·         Kondisi psikologi siswa , misalnya ingin diperhatikan atau MPO ( mencari perhatian siswa )
·         Siswa pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia mempunyai perasaan semacam balas dendam.
Untuk menghindari perilaku-perilaku yang dapat menggangu maka dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan teknik-teknik berikut ini .
a)      Penciptaan kondisi belajar yang optimal
Menciptakan dan memeliharab kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar-mengajar agar berada dalam kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
b)   Menunjukan sikap tanggap
Menunjukan sikap tanggap terhadap berbagai perilaku yang muncul di dalam kelas , baik prilaku yang mendukung seperti tanggapan terhadap perhatian siswa , keantusiasan siswa, motivasi belajar siswa yang tinggi , dan lain sebagainya  maupun tanggap terhadap setiap prilaku yang tidak mendukung seperti ketidakacuan , motivasi belajar yang rendah , dan lain sebagainya . ketanggapan ini diarahkan agar kehadiran guru dalam kelas betul-betul dirasakan oleh siswa. Untuk memberikan kesan tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1)      Memberikan komentar baik terhadap meteri pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian siswa sangat diperlukan untuk mebangun suasana yang optimal. Hindari komentar-komentar yang berbeda mengancam atau mematahkan semangat siswa untuk belajar.
2)      Menjaga kontak mata, artinya setiap guru perlu memerhatikan siswa melalui pandangan secara terus-menerus. Pandanglah mata siswa satu persatu.  Melalui pandangan itulah siswa akan merasa diperhatikan .sering dalam suatu  proses belajar mengajar, guru tidak pernah melakukan kontak mata. Kalau pandangan tidak mengarah ke langit-lagit kelas, maka ia akan mengarah pandangannya ke luar melalui jendela kela. Prilaku guru semacam ini tentu saja dapat mengakibatkan kurangnya control terhadap perilaku siswa.
3)      Gerak mendekat, artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. Gerak mendekat akan memberi kesan adanya perhatian guru terhadap akivitas siswa , sehingga akan terbangun suasana akrab dan bersahabat antara guru dan siswa. Di samping itu, gerak mendekat juga bisa dilakukan untuk mengembalikan kondisi belajar siswa, misalnya gerak mendekat pada siswa yang berperilaku ganggu.
a.       Memusatkan perhatian
Kondisi belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang dapat kita gunakan untuk mempertahankan perhatian siswa adalah dengan memusatkan perhatian siswa secara terus menerus.Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan.
1)   Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kegiatan yang lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap kelompok mauapun individu siswa
2)      Memberikan komentar secara verball melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran sedang dibahas.
b.             Memusatkan perhatian
                     Siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi kurangnya konsentarsi disebabkan ketidakpahaman terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
e.  Memberi teguran dan penguatan
Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menegur diantaranya ;
1)      Menegur diarahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan prilaku yang menyimpang.
2)      Menegur dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan-peringatan yang kasar atau bertendensi menghina atau mengejek.
Sebaiknya penguatan perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respon positif dengan memberikan pujian atau penghargaan baik secara verbal atau komentar-komentar yang wajar maupun melalui isyarat-isyarat yang menyejukan dan menyenangkan.
Penguasaan teori dan keterampilan keguruan
Hal ini meliputi :
·         Pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan ilmu kependidikan termasuk ilmu ilmu penunjangnya, dan
·         Penguasaan prinsip dan prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan dibina.
Sutjipto,dkk.2004.profesi keguruan.jakarta:depdiknas
C. Kekeliruan Guru dalam Mengajar
1.      guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa
seorang professional, sebelum ia melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya.

2.      Guru tidak pernah mengajak berpikir siswa
Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah .materi pelajaran mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan.
3.      Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik.
Setiap proses mengajar, guru perlu mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicaapai sudah dikuasai oleh siswa atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak.
4.      Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran.
Dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar  ( learning resources ), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran  ( manager of instruction ).
D. Perlunya perubahan paradigma tentang mengajar
pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa demikian? Minimal ada tiga alasan penting alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang.Agar mereka dapat melaksanakan tugas tugas perkembangannya diperlukan bimbingan dan arahan orang dewasa.Oleh karena itulah kemajuan teknologi dan informasi memungkingkan siswa dengan mudah mendapatkan informasi, tugas, dan tanggung jawab guru menjadi semakin kompleks. Guru tidak lagi memosisikan diri sebagai sumber belajaryang bertugas menyampaikan informasi, tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa itu sendiri
Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan.Begitu hebatnya perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.Apa yang dulu tidak terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan. Dalam bidang teknokogi, begitu hebatnya orang orang menciptakan benda benda mekanik.Begitupun pada bidang kesehatan.Semua kehebatan tersebut bersumber dari pengetahuan abad pengetahuan itulah ang seharusnya menjadi dasar perubahan.Bahwa belajar, tak hanya sekedar menghafal informasi, menghafal rumus rumus, tetapi bagaimana menggunakan informasi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berfikir.
Ketiga, penemuan penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.Anggapan manusia sebagai organisme pasif yang perilakunya di bentuk oleh lingkungan sudah mulai ditinggalkan.Orang sekarang lebih percaya, bahwa manusia adalah organisme yang memiliki potensi.Oleh karena itu, proses pendidikan bukan lagi memberikan stimulus, tetapi usaha mengembangkan potensi diri.
E. makna mengajar dalam standar proses pendidikan
mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan ‘’pembelajaran’’  tidak bearti seorang guru menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pda dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
Makna pembelajaran dalam kontkes standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa ciri yang dijelaskan berikut ini.
1.      Pembelajaran adalah proses berfikir
Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan disekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pembelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa memperoleh pengetahuannya sendiri. Asusmsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa pengethuan itu tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya.
2.      Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.Menurut para ahli, otak manusia terdiri daru dua bagian, otak kanan dan otak kiri.Masing masing belahan otak memiliki spesialisasi dalam kemampuan kemampuan tertentu.Kedua belah otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang. Belajar yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi kering dan hampa. Oleh karena itu, belajar berfikir logis dan rasional perlu didukung otak bagian kanan dengan memasukkan unsur unsur yang bisa memengaruhi emosi.
3.      Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat
Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses mencapai tujuan itu, manusia akan dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala rintangan itu sudah dilaluinya, maka manusiaakan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru, untuk mencapai tujuan baru itu manusia akan di hadapkan rintangan baru pula, yang kadang kadang rintangan itu semakin berat. Atas dasar itulah sekolah harus berperan sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar.
F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA GURU
A.           Kepribadian dan dedikasi
Setiap guru memiliki pribadi masing masing sesuai ciri ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadiaan sebenarnya adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat zakiah drajat (dalam djamarah SB, 1994)  lebih lanjut mengemukakkan bahwa factor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik. Kepribada guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina danmembimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
B.            Pengembangan profesi
Menurut pidarta (1999) bahwa profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan pekerjaan lain. Tetapi pekerjaan tersebut harus diterapkan untuk kepentingan umum.  Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan ]terhadap profesi guru. Pengembangan profesi guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen besetra strategi penerapannya.
Jurnal educational leadership (dalam supriadiD. 1998) bahwa untuk menjadi professional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu :
·                          Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya
·                          Guru menguasai secara mendalam bahanatau mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada  siswa,
·                          Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
·                          Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
·                          Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Guru Indonesia yang professional dipersyaratkan mempunyai: dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat  ilmu pengetahuan, penguasaan kiat kiat profesi ilmu praksis bukan hanya konsep konsep belaka.
C.     Kemampuan mengajar
Untuk melaksanakan tugas tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan.Cooper (dalam zahera, 1997) mengemukakkan bahwa guru haarus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.
Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran.
Kemampuan mengajar  guru sebenarnya merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Imron (1995) mengemukakan 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu :
·         Menguasai bahan,
·         Menguasai landasan pendidikan,
·         Menyusun program pengajaran,
·         Melaksanakan program pengajaran,
·         Menilai proses dan hasil belajar,
·         Menyelenggrakan proses bimbingan dan penyuluhan,
·         Menyelenggarakan administrasi sekolah,
·         Mengembangkan kepribadian,
·         Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat,
·         Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.

D.    Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.  Disekolah, hubungan dapat terjadi antar kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, dan guru dengan siswa. Setiap hari guru harus berinteraksi dengan siswa yang banyak kadang cukup merepotkan tetapi bagi guru hal tersebut menyenagkan karena dapat menemukan cara mengatasi kesulitan belajarnya.  Komunikasi digunakan untuk memahami dan menukarkan pesan verbal dan non verbal antar penerima dan pengirim untuk mengubah tingkah laku. Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan guru terutama dalam proses pembelajaran dan pada interaksi laindisekolah memberi peluang terciptanya situasi yang kondusif untuk memperlancar pelaksanaan tugas.

E.     Hubungan dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandate untuk mendidik, melatih, dan mebimbing generasi muda bagi perannnya dimasa depan., smentara masyarakat penguna jasa pendidikan itu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Hal yang dilakukan guru dalam mendukung hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain:
·         Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik teknik hubungan sekolah dengan masyarakat,
·         Membuat dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat masyarakat,
·         Guru harus melaksanakan kode etiknya karena kode etik merupakan seperangkat aturan atau pedoman dalam melaksanakan tugas profesinya.
F.      Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan peraturan yang telah ada dengan rasa senang.Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang professional sebab dengan pemahaman disiplin yang baik, guru mampu mencermati aturan aturan dan langkah langkah strategis dalam melaksanakan proses belajar mengajar.


G.    Kesejahteraan
Factor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang, makin tinggi kemungkinan untuk menigkatkan kerjanya. Menurut supriadi (1999) bahwa tingkat kesejahteraan guru di indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di Negara miskin, afrika.
Profesionalitas guru tidak saja dilihat dari kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan pembelajaran yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh pemerintah dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh pemerintah, maka tidak aka ada lagi guru yang membolos mencari tambahan diluar.

H.    Iklim kerja
Litwin dan stringer (dalam sergiovanni, 2001) mengemukakan bahwa iklim memengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh subjektif yang dapat dirasakan dari sistem formal, gaya informal pemimpin dan factor factor lingkungan penting lainnya yang menyangkut sikap/keyakinan dan kemapuan memotivasi orang orang yang bekerja pada organisasi tersebut.

G.Prinsip prinsip mengajar

1. perhatian
Sewaktu mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila pada siswa terdapat minat dan bakat
2. aktivitas
Dalam proses belajar mengajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.
3. apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa ataupun pengalamnnya.


4. peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukan benda benda yang asli bila mengalami kesukaran menunjukan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape rec]order, tv, dan lain sebagainya.
5. repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran itu perlu di ulang ulang.Ingat siswa itu tidak setia maka perlu dibantu dengan mengulang pelajaran ayang sedang di ajarkan.
6. korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan ldan memikirkan hubungan antrara setiap mata pelajaran.
7. konsenterasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat diperluas mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehinnga siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam, siswa melihat pula hubungan pelajaran yang satu dengan  yang lainnya.
8. sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya.siswa di samping sebagai individu juga mempunyai seginsosial yang harus dikembangan.
9. individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik.Hal mana masing masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan intelegensi, mibat bakat, hobi, tingkah laku, watak, mauapun sikapnya.
10. evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya.













BAB 1V
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Seorang pendidik  harus memiliki  keterampilan dasar mengajar hal ini sangatlah penting sebagai salah satu syarat untuk menjadi seorang guru yang professional. Mengajar adalah salah satu komponen dari kompetensi kompetensi guru dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu.Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan .hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar dengan baik dan professional.
B.                Saran
Agar pembaca dapat dengan mudah memahami keterampilan berbahasa. Pembaca diharap terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari Keterampilan Dasar Mengajar itu sendiri












Daftar pustaka

Daryanto, Drs, belajar dan mengajar, cv. Yrama widya, Bandung.
Taupik.M. 2013.PengantarPendidikan.Tangerang: CV Mujahid press
Raflis kosasih dan Soetjipto.Profesi Keguruan.2004. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ondi saonadi, M.Pd. Drs. Aris suherman, M.pd. Etika Profesi Keguruan. PT Refika Aditama, Bandung
Dr. Wia sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Grup, Jakarta












Nama    : Mariya Khiftia
NIM      : 2227132062
Kelas     : 5D (PGSD)
TTL       : Jakarta, 4 Januari 1995
Alamat  : Jl. Komp BTN Cantiga RT 001/06 No 70 Kel. Petir
                  Kec. Cipondoh Kota Tangerang
Motto    : Kegagalan Bukan Berarti Terjatuh Tapi Menolak
                 Untuk Bangkit







Nama    : Irna Patala
NIM       : 2227130614
Kelas      : 5D (PGSD)
TTL        : Bogor, 5 Desember 1995
Alamat  : Jl. Kp.Samprok Desa Pangaur Kec. Jasinga Bogor
Motto    : Senyum, Ceria, Semangat



Nama    : Nurman Prayogi
NIM       : 2227132387
Kelas      : 5D (PGSD)
TTL        : Bogor, 20 Desember 1994
Alamat  : Jln. Kresek desa Sukamulya kp ceplak Rt01/06. Balaraja
Motto    : Lakukan dengan sepenuh hati atau tinggalkan sama sekali