Asal Usul Nama Pandeglang
Di zaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang bernama Putri
Arum. Putri Arum ini adalah seorang perempuan yang cantik jelita, selain itu
dia juga memiliki budi pekerti yang baik. kecantikannya ini telah memikat hati
seorang pangeran yang bernama Cunihin. Namun sayangnya Putri Arum tidak
menyukai pangeran Cunihin, karena pangeran Cunihin itu adalah seorang pangeran
yang sombong. Sehingga putri arum
menolak pinangan pangeran, tetapi putri merasa takut jika menolak, sang pangeran
akan marah dan merusak segalanya. Sehingga putri merasa sedih dan bingung
tentang apa yang harus dilakukannya.
Pada suatu hari di tengah sebidang kebun manggis, seorang putri
yang cantik jelita itu duduk termenung. Sorot matanya kosong, bibirnya terkatup
.Tidak jauh dari tempat sang putri duduk, melintaslah seorang lelaki paruh baya
dengan membawa karung di pundaknya. Lelaki itu melihat sang putri sedang
melamun duduk sendiri. Kemudian lelaki itu menghampirinya,karena laki-laki itu
merasa khawatir dengan putri yang duduk itu. Laki-laki tersebut bernama ki
pande. Ki pande ini adalah seorang pembuat gelang yang hidup di kampung
tersebut. Akhirnya ki pande itu menghampiri dan berkenalan. Setelah itu ki
pande bertanya kepada putri Arum tentang apa
yang sedang putri arum pikirkan? Kemudian putri
Arum menceritakan kegelisahan hatinya pada ki pande. Setelah putri arum
menceritakan
semuanya kepada ki pande. Akhirnya Ki pande dan putri Arum ini mengatur rencana
agar dapat membatalkan pertunangannya dengan pangeran Cunihin. Setelah beberapa
hari pangeran Cunihin datang menemui putri Arum dan memintanya untuk menerima
pinangannya. Putri Arum mengajukan syarat yaitu pangeran Cunihin harus dapat
melubangi batu yang besar. Putri Arum ingin melihat keindahan laut melalui
lubang batu tersebut. Mendengar permintaan itu pangeran Cunihin tertawa dan
dengan sombongnya dia menyanggupi syarat yang diajukan putri Arum.
Waktu yang diberikan putri Arum untuk membuat lubang batu adalah
tiga hari. Namun sebelum waktunya tiba ternyata pangeran Cunihin sudah selesai
membuat lubang yang sangat besar di sebuah batu. Melihat hal ini putri Arum
menjadi gentar dan takut jika akhirnya nanti harus menerima pertunangan
tersebut. Setelah lubang batu selesai, pangeran Cunihin mendatangi putri Arum
dan menagih janjinya. Putri Arum berpura-pura senang dan mendatangi lubang batu
itu, di hadapan pangeran Cunihin, putri Arum berbohong. Putri Arum mengatakan
bahwa dia tidak dapat melihat lubang batu yang telah dibuat pangeran Cunihin.
Pangerang Cunihin menjadi bingung dan mencoba untuk masuk ke dalam lubang batu
tersebut.
Saat itulah keajaiban terjadi, dengan perlahan kekuatan pangeran
Cunihin melemah, dia kemudian berubah menjadi seorang lelaki tua dan
kekuatannya menghilang. Putri Arum menjadi terkejut dan secara tidak sadar dia
mendekati ki Pande. Berubahnya pangeran Cunihin menjadi tua ternyata berbalik
kepada ki Pande. Sebelumnya ki Pande adalah seorang lelaki tua namun kemudian
berubah menjadi pangeran yang gagah dan tampan. Putri Arum yang melihat hal ini
menjadi terkejut, kemudian ki Pande menjelaskan apa yang terjadi. Sebenarnya
pangeran Cunihin dan ki Pande adalah saudara seperguruan, namun pangeran
Cunihin adalah orang yang sombong. Pangeran Cunihin juga telah mencuri ilmu
kesaktian ki Pande dan merubahnya menjadi lelaki tua. Ki Pande dapat berubah
menjadi semula jika pangeran Cunihin masuk ke dalam lubang batu yang di lapisi
gelang buatan ki Pande. Kini ki Pande telah selamat dan dia berterima kasih
kepada putri Arum yang telah membantunya. Akhirnya ki Pande di panggil dengan
sebutan Pande Gelang dan menikah dengan Putri Arum. Mereka hidup damai dan
tinggal di daerah Banten.
Tempat mengambil batu keramat tersebut kemudian dikenal dengan
kampung Kramatwatu, dan batu besar berlubang di pesisir pantai kini dikenal
dengan nama Karang Bolong. Sedangkan tempat sang Putri melaksanakan wangsit di
bukit manggis, kini orang mengenalnya dengan kampung Pasir Manggu. Manggis
dalam bahasa Sunda berarti Manggu dan pasir berarti bukit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar