Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, guru Atau pendidik yang idealis sangatlah di
perlukan. Karena pendidik yang idealis ini akan membantu dalam kemajuan
pendidikan. Idealis disini adalah pendidik yang ideal dimana pendidik yang mencerminkan aliran idealisme
yaitu mempunyai ide atau cita-cita untuk membangun dalam pendidikan, Terutama
pendidikan di Indonesia.
Demi kemajuan pendidikan dan mengembangkan pemikiran
peserta didik maka di butuhkan seorang pendidik yang
benar-benar idealisme, penuh cita-cita, ide, atau sesuatu yang hadir dalam
jiwa. Yang akan membangun pendidikan lebih maju dan berkembang. Misalnya dalam
kegiatan belajar, pendidik harus mempunyai banyak ide agar siswa mampu menangkap
dan memahami suatu pelajaran dengan mudah, tidak hanya mengandalkan suatu
materi yang ada tetapi menciptakan suatu ide yang baru.
Guru harus menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan
baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Selain itu harus memiliki bakat , minat, dan memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
Dimana dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Bab Xl tentang
pendidikan dan tenaga Kependidikan pada pasal 39 di katakan sebagai berikut:
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pasal 40 menyebutkan
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengembang pendidikan. Para pendidik yang sering
disebut dengan guru atau dosen adalah manusia yang memerlukan keterampilan dan
kecakapan professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Berkaitan dengan tanggung jawab para pendidik dalam mengembangkan ilmu
pendidikan, secara teoritis, pelaksanaan tugas pendidik sangat erat kaitannya
dengan kapasitas dan kemampunnya dalam mendidik yang harus di dukung oleh
pengetahuan yang memadai.
Tanggung jawab dan kewajiban pengembangan pendidikan merupakan hak
masyarakat yang harus diterima dari seluruh warga negara, para pendidik, dan
pemerintah dengan demikian, semua pihak ikut terlibat demi kemajuan pendidikan,
terutama masyarakat sendiri yang memahami arti pentingnya ilmu pendidikan untuk
tujuan yang lebih mulia dan abadi.
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan sebagai berikut:
1. Guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan meyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya di
sebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih
mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaaan atau kegiatan yang
di lakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
5. Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
pendidikan formal.
Paham idealisme mencita-citakan
pemikiran atau ide tertinggi. Secara kelembagaan institusional, maka pendidikan
akan didominasi oleh fakultas atau jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan.
Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan
pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Metode yang
digunakan oleh aliran ini adalah metode
dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dan lain-lain.
Kurikulum yang digunakan adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan
keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
Evaluasi yang digunakan
adalah dengan evaluasi esay. Dimana evaluasi esay ini sangat efektif dalam proses
belajar mengajar dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengerjakan
soal.
Dalam pendidikan, aliran ini merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal
tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Aliran ini mengembangkan
pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan
akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Aliran
idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan.
William T. Harris adalah salah satu tokoh aliran pendidikan idealisme yang
sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Idealisme terpusat tentang keberadaan
sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses
pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan
alam semata.
Pendidikan
idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang
bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan
mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan
pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar
manusia.
Guru
dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme berfungsi sebagai:
1.
Guru
adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan
anak didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas
pembelajaran.
2. Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu
pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai
pengetahuan yang lebih dari pada anak didik.
3. Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan
untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang
lainnya.
4. Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter
dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain.
5.
Guru
menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan
dalam hal berinteraksi dengan anak didik.
Kurikulum yang
digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme ini harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih
banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar pengetahuan dan
pengalamannya aktual.
.
Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan
pribadi manusia yang ideal. Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin
watak yang terbaik. Pendidik harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai
alat.
Menurut pandangan ini nilai itu absolut. Apa
yang dikatakan baik, buruk, cantik, tidak cantik, benar, salah, secara
fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu
tetap tidak diciptakan oleh manusia melainkan bagian dari manusia.
Plato mengatakan bahwa jika manusia tahu apa yang dikatakannya sebagai
hidup baik, maka mereka tidak akan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan
nilai-nilai moral. Plato mengatakan bahwa kehidupan yang baik hanya dapat
terwujud dalam masyarakat yang ideal
yang diperintah oleh “The Philosopher
Kings” yaitu kaum intelektual, para ilmuan atau para cendikiawan (Sadulloh,
2011: 99). Oleh karena itu diperlukan banyak lembaga pendidikan untuk
melahirkan pemimpin yang baik
Metode mengajar
dalam pendidikan hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan morak pribadi,
memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan
menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial, miningkatkan
minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima
nilai-nilai peradaban manusia.
PGSD 3/D 5
Hp:087808890504
Tidak ada komentar:
Posting Komentar