Rabu, 19 November 2014

Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendidikan



Pentingnya Guru yang Idealis dalam Pendidikan

Dalam konteks pendidikan, guru Atau pendidik yang idealis sangatlah di perlukan. Karena pendidik yang idealis ini akan membantu dalam kemajuan pendidikan. Idealis disini adalah pendidik yang ideal dimana  pendidik yang mencerminkan  aliran  idealisme yaitu mempunyai ide atau cita-cita untuk membangun dalam pendidikan, Terutama pendidikan di Indonesia.

Demi kemajuan pendidikan dan mengembangkan pemikiran peserta didik maka di butuhkan seorang pendidik yang benar-benar idealisme, penuh cita-cita, ide, atau sesuatu yang hadir dalam jiwa. Yang akan membangun pendidikan lebih maju dan berkembang. Misalnya dalam kegiatan belajar, pendidik harus mempunyai banyak ide agar siswa mampu menangkap dan memahami suatu pelajaran dengan mudah, tidak hanya mengandalkan suatu materi yang ada tetapi menciptakan suatu ide yang baru.

Guru harus menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Selain itu harus memiliki bakat , minat, dan memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

Dimana dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Bab Xl tentang pendidikan dan tenaga Kependidikan pada pasal 39 di katakan sebagai berikut:
1.      Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2.      Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pasal 40 menyebutkan
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
1.      Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
2.      Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3.      Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan  kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Oleh karena itu kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengembang pendidikan. Para pendidik yang sering disebut dengan guru atau dosen adalah manusia yang memerlukan keterampilan dan kecakapan professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Berkaitan dengan tanggung jawab para pendidik dalam mengembangkan ilmu pendidikan, secara teoritis, pelaksanaan tugas pendidik sangat erat kaitannya dengan kapasitas dan kemampunnya dalam mendidik yang harus di dukung oleh pengetahuan yang memadai.
Tanggung jawab dan kewajiban pengembangan pendidikan merupakan hak masyarakat yang harus diterima dari seluruh warga negara, para pendidik, dan pemerintah dengan demikian, semua pihak ikut terlibat demi kemajuan pendidikan, terutama masyarakat sendiri yang memahami arti pentingnya ilmu pendidikan untuk tujuan yang lebih mulia dan abadi.

Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan sebagai berikut:
1.      Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2.      Dosen adalah pendidik profesional  dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan meyebarluaskan  ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
3.      Guru besar atau profesor yang selanjutnya di sebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
4.      Profesional adalah pekerjaaan atau kegiatan yang di lakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
5.      Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal.

Paham idealisme mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi. Secara kelembagaan institusional, maka pendidikan akan didominasi oleh fakultas atau jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Metode yang digunakan oleh aliran ini adalah metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.

Evaluasi yang digunakan adalah dengan evaluasi esay. Dimana evaluasi esay ini sangat efektif dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengerjakan soal.

Dalam pendidikan, aliran ini merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Aliran ini mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Aliran idealisme terbukti cukup banyak  berpengaruh dalam dunia pendidikan. William T. Harris adalah salah satu tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Idealisme terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
       Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia.

Guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme berfungsi sebagai:
1.      Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran.
2.      Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada anak didik.
3.      Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya.
4.      Guru haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain.
5.      Guru menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi dengan anak didik.

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme ini harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar pengetahuan dan pengalamannya aktual.
.    
Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat.

Menurut pandangan ini nilai itu absolut. Apa yang dikatakan baik, buruk, cantik, tidak cantik, benar, salah, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap tidak diciptakan oleh manusia melainkan bagian dari manusia.

Plato mengatakan bahwa jika manusia tahu apa yang dikatakannya sebagai hidup baik, maka mereka tidak akan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai moral. Plato mengatakan bahwa kehidupan yang baik hanya dapat terwujud dalam masyarakat  yang ideal yang diperintah oleh “The Philosopher Kings” yaitu kaum intelektual, para ilmuan atau para cendikiawan (Sadulloh, 2011: 99). Oleh karena itu diperlukan banyak lembaga pendidikan untuk melahirkan pemimpin yang baik

Metode mengajar dalam pendidikan hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan morak pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.



PGSD  3/D 5
                                                Hp:087808890504

Tidak ada komentar:

Posting Komentar