Filsafat
Filsafat tidak akan didapat selain di dalam dan diantara manusia
yang berpikir. Binatang tidak sanggup berfilsafat, kenapa? Karena binatang itu
tidak mempunyai akal pikiran.
Manusia adalah makhluk berpikir. Filsuf adalah manusia
berfikir. Tidak setiap manusia itu
filsuf. Tetapi semua orang yang mempunyai kecerdasan yang normal tentulah dapat
menjadi filsuf.
Filsuf adalah ahli-fikir yang radikal. Bukan dalam arti, bahwa ia
hendak membuang atau mengubah seluruhnya. Tetapi dalam arti yang sebenarnya.
Bahwa ia berusaha mencapai radix, akarnya. Akar apa? Akar kenyataan. Akar
pengetahuan tentang diri sendiri.
Manusia adalah makhluk yang penanya. Manusia ialah yang memberikan
keterangan, dan memberi interpretasi. Maksud pertanyaan ialah menjelaskan kenyataan.
Dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu manusia menemukan kebenarannya.
Jika kita mau
bertanya, maka kita harus ada :
1.
Yang
menanyakan,
2.
Sesuatu
yang ditanya, dan
3.
Sesuatu
yang menjadi pokok pertanyaan. Mungkin sebab atau tindakan peristiwa-peristiwa
tertentu, kejadian-kejadian tertentu, akibat perbuatan-perbuatan tertentu dan
sebagainya.
Buku yang baru terbit mengenai pandangan tentang manusia secara
filsafat. (filosofosche anthropologie) yang mengatakan bahwa manusia itu adalah
makhluk pemberani. Seorang filsuf adalah seorang pemberani.
Tetapi seseorang tak akan berani jika melakukan sesuatu itu tidak
berkeyakinan bahwa pekerjaannya itu akan menghasikan sesuatu , dan menemukan
sesuatu yang berguna.
Pertanyaan tidak
akan timbul, kalau kenyataannya tidak memberi jawaban. Seperti pada sebuah batu
tak dapat diberi pertanyaan, karena batu itu tidak bisa menjawab dalam arti
bisu. Sebenarnya tujuan pertanyaan itu
tak lain dari penjelasan tentang sesuatu yang sebenarnya telah diketahui dengan
samar-samar, sekurang-kurangnya mau atau yakin akan memajukannya. Bukanlah
tiap-tiap pertanyaan adalah untuk mengetahui sesuatu yang tertentu, dan tentang
sesuatu itu sedikit-banyaknya kita telah mempunyai cita, bayangan atau
tanggapan, karena kalau tidak demikian pertanyaan itu tidak mungkin kita susun.
Sifat manusia itu
salah satunya adalah bertanya, selalu ada yang dapat ditanyakkan. Manusia
mungkin akan bertanya begini : tidak mungkinkah hal-hal yang ditanyakan itu
makin berkurang banyaknya? Bukankah pengetahuan manusia selalu bertambah,
bukankah pengetahuan itu meresap ke daerah-daerah dimana dahulunya orang tidak
kenal sedikit juga tentang penngetahuan itu makin lama makin kecil , sehingga
akhirnya di ketahui seluruhnya.
Selama ada kebudayaan
manusia, filsafat merupakan suatu bagian dari kebudayaan itu. Kebudayaan
manusia tidaklah satu, tetapi banyak, berdampingan dan berturut-turut. Dalam
kebudayaan-kebudayaan itu filsafat tidak selalu memegang fungsi dan menduduki
tempat yang sama dan tidak selalu filsafat itu didukung oleh golongan
masyarakat yang sama. Kita mengenal filsafat sebagai sesuatu yang umum dari
keragaman pendirian, system, aliran, dan pendapat secara filsafat.
Filsafat tak akan ditemukan selain di tengah-tengah manusia
berfikir. Di luar itu ia menjadi sesuatu yang abstrak , sesuatu yang tak hidup.
Filsafat difikirkan oleh manusia dan harus diterima oleh manusia.
Jadi manusia sebetulnya hanya ada dalam dan sebagai suatu bentuk tertentu dari
aktivitet. Kalau aktivitet itu sekiranya tidak menerima tetapi mencipta,
mempunyai bentuk-bentuk tertentu maka terjalinlah suatu filsafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar