BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Guru
indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan
yang Maha Esa, bangsa dan negara, secara kemanusiaan pada umumnya. Dalam kode
etiknya, guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Mengajar
adalah kegiatan pokok yang harus dilakukan seorang pendidik kepada peserta
didik yang bertujuan untuk mentransfer suatu ilmu pengetahuan berdasarkan
konsep-konsep yang telah disusun sebelumnya.
Morgan,
dalam buku Introductions to Phsychology
(1978) mengemukakan : belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Seperti
yang sudah anda ketahui, bahwa proses pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh
karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan
sitemik. Kita sebagai guru tentu juga dituntut untuk melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan prosedur yang tepat.
Secara
umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan
kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru terhadap kemampuan meracang dan
melaksanakan pembelajaran, dalam makalah ini kami akan mengkaji tentang
prosedur umum pembelajaran. Setelah mempelajarai makalah ini, kami harapkan
kita mampu merancang prosedur umum pembelajaran. Secara lebih khusus, kami
harapkan kita mampu memberikan contoh kegiatan diantaranya :
a. pra pembelajaran
b. awal pembelajaran
c. inti pembelajaran
d. akhir pembelajaran, dan
e. tindak lanjut pembelajaran
Namun,
tidak sedikit pendidik yang tidak melakukan prosedur tersebut dengan
semestinya. Dengan tidak menggunakan prosedur pembelajaran yang tepat, dalam
pembelajarannya pendidik akan mengalami kesulitan dalam pembagian waktu
(memanajement waktu).
B.
Rumusan Masalah
Rumusan maslaah yang
terkandung dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Prosedur dalam
sebuah pembelajaran ?
2. Apa saja langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan pra-pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran ?
3. Apa saja langkah-langkah yang harus
dilakukan dilakukan dalam kegiatan awal pembelajaran dalam sebuah prosedur
pembelajaran ?
4. Apa saja langkah-langkah yang harus
dilakukan dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran dalam sebuah prosedur
pembelajaran ?
5. Apa saja langkah-langkah yang harus
dilakukan dilakukan dalam kegiatan akhir pembelajaran dalam sebuah prosedur
pembelajaran ?
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin
dicapai dalam materi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi prosedur
(langkah-langkah) dalam pembelajaran
2. Mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan pra-pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran
3. Mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan awal dalam sebuah prosedur pembelajaran
4. Mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan inti dalam sebuah prosedur pembelajaran
5. Mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam kegiatan akhir dalam sebuah prosedur pembelajaran
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Strategi Pengorganisasian Kelas
Strategi
mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill
(1977) sebagai structural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan
(sequencing) dan mensitesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip
yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang
studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukan kepada siswa
keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam
suatu bidang studi.
Pengorganisasian
pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan
pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi
lebih bermakna bagi siswa (Ausubel, 1968), yaitu dengan menunjukan bagaimana
topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini
akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap
topik-topik yang dipelajari. Sequencing, atau penataan urutan, juga penting,
karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya
dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih
penting, karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memilki persyaratan belajar
(Gagne, 1968, 1977a,1977c).
Penggarapan
strategi pengorganisasian pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik
struktur isi bidang studi. Ini disebabkan oleh struktur isi bidang studi
memilki implikasi yang amat penting bagi upaya pembuatan urutan dan sintesis
antar isi suatu bidang studi. Struktur bidang studi, seperti telah diuraikan
pada bab sebelumnya, mengacu kepada keterkaitan di antara bagian-bagian yang
tercakup dalam suatu bidang studi. Struktur bidang studi bisa berupa struktur
belajar atau hierarki belajar, struktur procedural, struktur konseptual, dan
struktur teoritis (Reigeluth dan Stein 1983).
1. Strategi Makro dan Mikro
Bagian ini akan menguraikan strategi
pengorganisasian makro, yang diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang
studi, dan strategi pengorganisasian mikro, yang diacuan untuk menata sajian
untuk konsep atau prinsip, atau prosedur. Sebenarnya begitu banyak teori yan
telah dikembangkan, baik untuk strattegi mikro maupun makro. Beberapa dari
sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro yang akan diuraikan dalam
bagian ini adalah teori penataan urutan berdasarkan prasyaratan belajar dari
Gagne, model pembentukan konsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Bruner.
Untuk strategi makro pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar
dari Gagne, teori spiral dari Bruner, analisis tugas dari Gropper, teori skema
dari Mayet, urutan subsumtive dari Ausubel, dan Webteaching dari Norman,
dilakukan oleh Reigeluth untuk mendapatkan suatu teori yang kompeherensif yang
disebut dengan teori elaborasi.
2. Strategi Mikro
Teori Gagne dan Briggs
Selama bertahun-tahun, Gagne dan Briggs
telah mengembangkan berbagai teori pengajaran yang preskriptif. Teori
pengajaran yang dikembangkannya mempresktipsikan hal-hal yang berkaitan dengan
(a) kapabilitas belajar (b) peristiwa pengajaran, dan (c) pengorganisasian
pengajaran (atau dengan ungkapan aslinya, urutan pengajaran)
3. Kapabilitas Belajar
Untuk keperluan merancang pembelajaran,
Gagne (1984, 1985) mengemukakan 5 (lima) kategori kapabilitas yang didapat
siswa yaitu sebagai berikut :
a. Informasi verbal
b. Keterampilan intelektual, yang mencakup
5 (lima) bagian kategori :
1. Diskriminasi
2. Konsep konkret
3. Konsep abstrak
4. Kaidah
5. Kaidah tingkat lebih tinggi
c. Strategi Kognitif
d. Sikap
e. Keterampilan Motorik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kegiatan
Pra Pembelajaran
Proses pembelajaran
akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar
secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap pra
pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra
instruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk
menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya
bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang
akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat
dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Menciptakan
sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi
belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru didepan kelas. Guru harus
memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku,
bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus
diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan
aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat
mengahambat kreativitasnya. Disamping itu, guru juga perlu mempersiapkan dan menanta
alat fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas
misalnya menyiapkan buku dan alat tulis yang akan digunakan siswa serta alat
peraga yang akan digunakan guru. Hal kecil juga dapat berpengaruh terhadap
kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapihan tempat belajar. Memberikan
salam diawal pertemuan dan berdo’a sebelum pelajaran dimulai juga merupakan
kegiatan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
2.
Memeriksa
kehadiran siswa
Kegiatan
yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran adalah mengecek
kehadiran siswa. untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru
dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak
hadir dan alasan ketidak hadirannnya. Dengan selalu mengecek kehadiran, secara
tidak langsung guru telah memberikan motivasi kepada siswa, berdisiplin dalam
mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberi tahukan ketidak hadirannya
kepada guru baik secara langsung maupun kepad temannya secar lisan atau
tertulis.
3.
Menciptakkan
kesiapan belajar siswa
Kegiatan
pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat siswa. kesiapan (readinees)
belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. oleh karena itu, guru perlu
mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada
beberapa alternative yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Membantu
atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas atau sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
b.
Menciptakan
kondisi belajar untuk mengingkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c.
Menunjukan
minat yang penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d.
Mengontrol
( mengelola ) seluruh aktivitas siswa
mulau dari awal sampai akhir pembelajan.
e.
Menggunakan
berbagi media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang
memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4.
Menciptakan
suasana belajar yang demokratis
Pada
hakikatnya suasana belajar yang demokrtais dapat dikondisikan melalui
pendekatan belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ). Untuk menciptakan suaana
belajar ayang demokratis guru harus membimbing siswa agar beranio menjawab,
berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan
berani memperlihatkan unjuk kerja ( performa C ). Kegiatan yang dapat dilakukan
guru pada kegiatan pembelajaran diantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab siswa atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarkan gagasan.
Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran.
Guru harus selalu memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan
memungkinkan guru untuk dapat mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki
oleh siswa.
B.
Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan
inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-
batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar
pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1.
Menimbulkan
motivasi dan perhatian siswa
Pada
saat siswa memasuki pelajaran, pikiran siswa masih terkait dengan pelajaran
sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang dialami sebelumnya. Agar pikaran
siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran, guru perlu
menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi siswa pada
pelajaran yanga akan dilakukan. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan
pembelajaran. Khususnya pada tahap pembelajaran, siswa perlu difokuskan
perhatian pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan
kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. misalnya, dengan menyampaikan
cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukan gambar atau alat peraga.
Pengajuan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi
belajar siswa. dengan tumbuhnya motivasi belajar pada siswa, proses
pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2.
Memberikan
acuan
Dalam kaitan dengan
kegiatan awal pembelajaran, memberi auan diartikan sebagai upaya guru dalam
menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang
akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran
berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberikan acuan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Memberitahukan
tujuan ( kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan paling awal yang perlu
dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau
garis besar materi yang akan dipelajari siswa. dengan informasi tersebut siswa
akan memeproleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikluasai dan ruang
lingkup materi yang akan dipelajari. Dengan mengetahui kemampuan yang akan
diharapkan dan gambaran gambaran materi yang akan dipelajari siswa akan
memusatkan perhatiannya kepada guru untuk mencapai kemampuannya tersebut.
b.
Menyampaikan
alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Disamping menyampaikan kemampuan yang
diharapkan dan gambaran materi yang akan dipelajari, guru juga perlu
menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus
ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan tersebut atau dalam mempelajari
topik-topik yang akan dibahas. Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
selama pembelajaran berlangsung siswa akan terarah usahanya untuk mencapai
kemampuan atau menguasai topic-topik tertentu. Misalnya, jika dalam
pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru menyampaikan teknik/presedur
diskusi tersebut jika yang digunakan eksperimen maka guru harus menyampaiakan
teknik/ prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan
kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan menyampaikan teknik/ prosedur
kerja kelompok tersebut dan begitu pula dengan strategi-strategi lainnya. Jika
siswa sudah diangggap memahami teknik tersebut, maka guru tidak perlu lagi
menjelaskan teknik tersebut secara rinci. Disamping menyampaikan informasi
tentang kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, guru
hendaknya menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung
dan dapat digunakan oleh siswa.
3.
Membuat
kaitan
Siswa
akan tertarik terhadap pelajaran yang dibeikan apabila mereka melihat kaitan
atau hubungan denga apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka
terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. oleh karena itu, salah
satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang
akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan. Kegiatan membuat kaitan pada awal
pembelajaran biasanya dikenal dengan menggunakan apersepsi. Berikut ini
beberapa cara dianatanya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan:
a.
Mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
Apabila materi yang
akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap
materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang telah dipelajari siswa.
Dengan menunjukan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi
yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi
dan siswa melihat bahwa materi yang akan dipelajarinya tidak berdiri sendiri
tetapi saling berkaitan.
b.
Menunjukan
manfaat materi yang dipelajari
Siswa akan termotivasi
untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan diperoleh
apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal
pembelajaran guru hendaknya menunjukan kaitan antara penguasaan kompetensi atau
materi yang akan dipelajari dengan keguanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, apabila guru akan membahaas tentang makanan bergizi, guru dapat
menunjukan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan
siswa.
c.
Meminta
siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Seperti yang telah
disampaikan sebelumnya bahwa siswa akan termotivasi belajar, apabila mereka
melihat kaitan antara apa yang dipelajari dengan pengalaman yang dimilikinya.
Oleh karena itu, untuk membangkitkan perhatian dan motivasi siswa, pada
kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan
pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Misalnya ketika
akan membahas tentang bentuk permukaan bumiu, guru dapat meminta anak untuk
mengemukakan pengalaman berliburnya (ke pantai atau kepegunungan). Dengan
melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki,
diharapkan siswa termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang
akan berlangsung .
4.
Melaksanakan
tes awal
Hal
ini perlu dilakukan karena kita menyadari bahwa guru bukan merupakan
satu-satunya sumber belajar. Sekarang sudah banyak sumber belajar yang sudah
tersedia yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar. Tes awal atau pretest
dilaksanakan untuk mengukur dalam mengatahui sejauh mana materi atau bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. informasi ini akan
digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan
dimulai. Test awal yang dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditunjukan pada
beberapa siswa yang dianggap refresentatif
(mewakili seluruh siswa).
Dalam
keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran
relative singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan
hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya disekolah, khususnya dalam
melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a.
Memahami
latar belakang (termasuk kemampuan) siswa
b.
Dapat
membangkitkan ( menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada
pelajaran yang akan diikutinya
c.
Dapat
memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu
d.
Dapat
menciptakan interaksi educative yang efektif sehingga seiswa merasakan suasana
belajar yang aman dan menyenangkan
e.
Memberikan
penguatan pada siswa
f.
Menanamkan
disiplin pada siswa.
C.
Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Seperti yang telah
dikemukakan, bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama
dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar
(learning experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran
adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara
terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Guru perlu
mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan dalam
belajar. Melalui kegiatan inti, pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan
memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan
dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga
memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari
kegiatan pembelajaran). Hal ini hanya mungkin dicapai apabila proses pembahasan
dan atau penyajian bahan pelajaran dirancang dengan baik oleh guru. Oleh karena
itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi
kebutuhan siswa baik indivisual maupun kelompok. Untuk itu, kegiatan inti
pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
Proses kegiatan inti
pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti
pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar. Oleh
karena itu, untuk memudahkan pemahaman kita tentang kegiatan
penyajian/pembehasan materi pelajaran dalam kegiatan inti pembelajaran,
pembehasannya akan kita kelompokan menjadi tiga bentuk kegiatan pembelajaran,
yaitu pembelajaran secara klasikal, pembelajaran secara kelompok, dan
pembelajaran secara perseorangan. Untuk menentukan apakah proses pembelajaran
akan dilaksanakan dengan pembelajara, karakteristik/jumlah siswa, karakteristik
materi, alokasi waktu, dan fasilitas serta sarana yang tersedia.
A. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Klasikal
Tahapan yang perlu ditempuh dalam
pembelajaran klasikal adalah sebagai berikut :
Pertama, menyajikan
(persentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Penjelasan guru tentang
materi pelajaran harus dapat disimak oleh seluruh siswa dalam kelas. Selama
menjelaskan guru hendaknya tidak terus menerus berbicara tapi selang beberapa
menit selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau guru sendiri
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setelah merasa yakin siswa memahami materi
yang dijelaskan, guru melanjutkan kembali ke materi berikutnya.
Kedua, melakukan
asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang
dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau
dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat. Melalui kegiatan ini,
diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan semakin meningkat.
Pada akhir pembelajaran
klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut :
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah
dipelajari dengan cara tertulis atau lisan. Kegiatan yang dapat dilakukan
diantaranya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah
dipelajari. Kesimpulan ini sebaiknya dibuat siswa dengan bimbingan guru.
B. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Berkelompok
Metode yang sering
digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya adalah metode diskusi. Merode
ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur
yang harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya metode ini ditunjang oleh metode lain
seperti ceramah dan tanya jawab. Berikut ini adalah contoh prosedur
pembelajaran kelompok dengan metode
diskusi.
Pada kegiatan
pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru
mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan
penjelasan kepada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami
tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa
melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Pertama, merumuskan
masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. Perumusan masalah
harus dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru.
Kedua, mengidentifikasi
masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Ketiga, analisis
masalah berdasarkan sub-sub masalah. Dalam tahap ini siswa dikondisikan secara
individu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan
sampai mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.
Keempat, menyususn
laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima, persentasi
kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok
dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahapan ini
sekaligus melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh
dari diskusi.
Pada akhir kegiatan,
siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan
masalah dan submasalah.
C. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Perseorangan
Kegiatan pembelajaran
Perseorangan ditunjukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan
(Depdikbud : 1990 : 39). Prosedur atau kegiatan inti pembelajaran dalam
pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai berikut :
Pertama, menjelaskan
secara singkat tentang metri pelajaran yang akan ditugaskan atau yang
dilatihkan kepada siswa.
Kedua, memberikan
lemberan kerja atau tugas, pada tahap ini, guru memberikan bimbingan atau
arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru
juga hendaknya memberikan stimulus atau dorongan supaya siswa dapat melakukan
interaksi dan asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan
secra optimal.
Ketiga, memantau dan
menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini guru berkeliling memantau kegiatan
yang dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apabila siswa ada
yang mengalami kesulitan dalam mengerakan tugas atau latihan.
Pada akhir kegiatan
pembelajaran, guru memeriksa dan memulai tugas atau latihan yang telah
dikerjakan oleh siswa , dan memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Guru
juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang
telah ditugaskan.
D.
Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam
pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pembelajaran.
Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang diharapkan dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan
mengatahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan
yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes,
baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir
pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi yang
sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa meninjau kembali penguasaan siswa.
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
Untuk
meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa,
guru dapat melakuakn dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau
membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum (menyimpukan) dan
membuat ringkasan sebaiknya dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru
sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau kesimpulan atau ringkasan itu
salah satu kurang sempurna, guru dapat memperbaiki atau menyempurnakan
rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut :
a.
Berorientasi
pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
b.
Singkat,
jelas da bahasa (tulisan/lisan) mudah dipahami\
c.
Kesimpulan/rangkuman/ringkasan
tidak keluar dari topik yang telah dibahas
d.
Dapat
menggunakan waktu sesingkat mungkin
Pada
dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang
proses pelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakuka pada setiap penggal
kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk mementapkan penguasaan
siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari,
rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak
memiliki buku sumber atau siswa yang lambat belajar karena mereka dapat
mempelajarinya kembali.
2. Melaksanakan penilaian
Kegiatan
penilaian dala proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus
dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir
guru akan mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.
Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru
dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan
dari materi yang telah dibahas.
Memberikan
tes merupakan salah satu kegiatan akhir yangs ering dilakukan guru. Untuk itu,
guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil
belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pelajaran disebut tes akhir
(post-tes), yaitu tes yang ditunjukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.
Waktu
yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat, maka guru
perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk menilai
penguasaan siswa. Dalam prosesnya, guru dapat melaksanakan penilaian secara
lisan atau tertulis. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak, guru dapat
menunjuk beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa
untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat kesimpulan. Atau apabila
waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat melakukan penilaian secara
tertulis.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar
pada diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan
secara sistematis dan sitemik. Kita sebagai guru tentu juga dituntut untuk
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat. Secara umum,
prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan
akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang diharapkan
dikuasai siswa.
Kegiatan
pra-pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk
menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat
umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan
dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal
pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan
inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-
batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar
pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan inti
pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam
proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Pada
prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi
waktu tertentu.
Kegiatan akhir
pembelajaran yaitu, Kegiatan yang dapat
dilakukan oleh guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan
maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir
pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi yang
sudah dipelajarinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah
W, Sri.(2010).Strategi Pembelajaran di SD.
Jakarta : Universitas Terbuka
Uno
B, Hamzah.(2006).Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto
M, Ngalim.(2008).Psikologi Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Hamalik,
Oemar.(2010).Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Soetjipto.
Kosasi, Raflis.(2004).Profesi Keguruan.
Jakarta : Rineka Cipta
LAMPIRAN
A.
Yel-yel
· Burung bangau terbang tinggi di awan
Soleraaamm.... jot njotan
Soleraaamm.... jot njotan
· (*nada lagu surat cinta)
Disini ada si Lia
juga ada si Maryam
dan juga ada si Risma
di kelompoook Field Trip...
Lia, Iam, dan Risma ah aah..
Di keloompok Field Trip...
#kelompok .... Bisyaaa Bisyaaaaa.....
B.
Foto Anggota Kelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar