Senin, 04 Januari 2016

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Guru indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan yang Maha Esa, bangsa dan negara, secara kemanusiaan pada umumnya. Dalam kode etiknya, guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Mengajar adalah kegiatan pokok yang harus dilakukan seorang pendidik kepada peserta didik yang bertujuan untuk mentransfer suatu ilmu pengetahuan berdasarkan konsep-konsep yang telah disusun sebelumnya.
Morgan, dalam buku Introductions to Phsychology (1978) mengemukakan : belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Seperti yang sudah anda ketahui, bahwa proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan sitemik. Kita sebagai guru tentu juga dituntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat.
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru terhadap kemampuan meracang dan melaksanakan pembelajaran, dalam makalah ini kami akan mengkaji tentang prosedur umum pembelajaran. Setelah mempelajarai makalah ini, kami harapkan kita mampu merancang prosedur umum pembelajaran. Secara lebih khusus, kami harapkan kita mampu memberikan contoh kegiatan diantaranya :
a.    pra pembelajaran
b.    awal pembelajaran
c.    inti pembelajaran
d.   akhir pembelajaran, dan
e.    tindak lanjut pembelajaran
Namun, tidak sedikit pendidik yang tidak melakukan prosedur tersebut dengan semestinya. Dengan tidak menggunakan prosedur pembelajaran yang tepat, dalam pembelajarannya pendidik akan mengalami kesulitan dalam pembagian waktu (memanajement waktu).

B.       Rumusan Masalah
Rumusan maslaah yang terkandung dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan Prosedur dalam sebuah pembelajaran ?
2.    Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pra-pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran ?
3.    Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dilakukan dalam kegiatan awal pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran ?
4.    Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran ?
5.    Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dilakukan dalam kegiatan akhir pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran ?

C.      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam materi ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui definisi prosedur (langkah-langkah) dalam pembelajaran
2.    Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pra-pembelajaran dalam sebuah prosedur pembelajaran
3.    Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan awal dalam sebuah prosedur pembelajaran
4.    Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti dalam sebuah prosedur pembelajaran
5.    Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan akhir dalam sebuah prosedur pembelajaran





BAB II
KAJIAN TEORI
A.      Strategi Pengorganisasian Kelas
Strategi mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill (1977) sebagai structural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensitesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi.
Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa (Ausubel, 1968), yaitu dengan menunjukan bagaimana topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari. Sequencing, atau penataan urutan, juga penting, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memilki persyaratan belajar (Gagne, 1968, 1977a,1977c).
Penggarapan strategi pengorganisasian pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur isi bidang studi. Ini disebabkan oleh struktur isi bidang studi memilki implikasi yang amat penting bagi upaya pembuatan urutan dan sintesis antar isi suatu bidang studi. Struktur bidang studi, seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengacu kepada keterkaitan di antara bagian-bagian yang tercakup dalam suatu bidang studi. Struktur bidang studi bisa berupa struktur belajar atau hierarki belajar, struktur procedural, struktur konseptual, dan struktur teoritis (Reigeluth dan Stein 1983).
1.    Strategi Makro dan Mikro
Bagian ini akan menguraikan strategi pengorganisasian makro, yang diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi, dan strategi pengorganisasian mikro, yang diacuan untuk menata sajian untuk konsep atau prinsip, atau prosedur. Sebenarnya begitu banyak teori yan telah dikembangkan, baik untuk strattegi mikro maupun makro. Beberapa dari sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah teori penataan urutan berdasarkan prasyaratan belajar dari Gagne, model pembentukan konsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Bruner. Untuk strategi makro pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori spiral dari Bruner, analisis tugas dari Gropper, teori skema dari Mayet, urutan subsumtive dari Ausubel, dan Webteaching dari Norman, dilakukan oleh Reigeluth untuk mendapatkan suatu teori yang kompeherensif yang disebut dengan teori elaborasi.
2.    Strategi Mikro
Teori Gagne dan Briggs
Selama bertahun-tahun, Gagne dan Briggs telah mengembangkan berbagai teori pengajaran yang preskriptif. Teori pengajaran yang dikembangkannya mempresktipsikan hal-hal yang berkaitan dengan (a) kapabilitas belajar (b) peristiwa pengajaran, dan (c) pengorganisasian pengajaran (atau dengan ungkapan aslinya, urutan pengajaran)
3.    Kapabilitas Belajar
Untuk keperluan merancang pembelajaran, Gagne (1984, 1985) mengemukakan 5 (lima) kategori kapabilitas yang didapat siswa yaitu sebagai berikut :
a.       Informasi verbal
b.      Keterampilan intelektual, yang mencakup 5 (lima) bagian kategori :
1.      Diskriminasi
2.      Konsep konkret
3.      Konsep abstrak
4.      Kaidah
5.      Kaidah tingkat lebih tinggi
c.       Strategi Kognitif
d.      Sikap
e.       Keterampilan Motorik.






BAB III
PEMBAHASAN
A.      Kegiatan Pra Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap pra pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra instruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru didepan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat mengahambat kreativitasnya. Disamping itu, guru juga perlu mempersiapkan dan menanta alat fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas misalnya menyiapkan buku dan alat tulis yang akan digunakan siswa serta alat peraga yang akan digunakan guru. Hal kecil juga dapat berpengaruh terhadap kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapihan tempat belajar. Memberikan salam diawal pertemuan dan berdo’a sebelum pelajaran dimulai juga merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
2.    Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidak hadirannnya. Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi kepada siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberi tahukan ketidak hadirannya kepada guru baik secara langsung maupun kepad temannya secar lisan atau tertulis.
3.    Menciptakkan kesiapan belajar siswa
Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat siswa. kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. oleh karena itu, guru perlu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternative yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas atau sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b.    Menciptakan kondisi belajar untuk mengingkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c.    Menunjukan minat yang penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d.   Mengontrol ( mengelola ) seluruh aktivitas  siswa mulau dari awal sampai akhir pembelajan.
e.    Menggunakan berbagi media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f.     Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4.    Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Pada hakikatnya suasana belajar yang demokrtais dapat dikondisikan melalui pendekatan belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ). Untuk menciptakan suaana belajar ayang demokratis guru harus membimbing siswa agar beranio menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja ( performa C ). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada kegiatan pembelajaran diantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarkan gagasan. Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus  selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk dapat mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa.



B.     Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,  memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.    Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Pada saat siswa memasuki pelajaran, pikiran siswa masih terkait dengan pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang dialami sebelumnya. Agar pikaran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran, guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi siswa pada pelajaran yanga akan dilakukan. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatian pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukan gambar atau alat peraga. Pengajuan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. dengan tumbuhnya motivasi belajar pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2.    Memberikan acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi auan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberikan acuan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Memberitahukan tujuan ( kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. dengan informasi tersebut siswa akan memeproleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikluasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Dengan mengetahui kemampuan yang akan diharapkan dan gambaran gambaran materi yang akan dipelajari siswa akan memusatkan perhatiannya kepada guru untuk mencapai kemampuannya tersebut.
b.    Menyampaikan alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Disamping menyampaikan kemampuan yang diharapkan dan gambaran materi yang akan dipelajari, guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan tersebut atau dalam mempelajari topik-topik yang akan dibahas. Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topic-topik tertentu. Misalnya, jika dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru menyampaikan teknik/presedur diskusi tersebut jika yang digunakan eksperimen maka guru harus menyampaiakan teknik/ prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan menyampaikan teknik/ prosedur kerja kelompok tersebut dan begitu pula dengan strategi-strategi lainnya. Jika siswa sudah diangggap memahami teknik tersebut, maka guru tidak perlu lagi menjelaskan teknik tersebut secara rinci. Disamping menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, guru hendaknya menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh siswa.
3.    Membuat kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang dibeikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan denga apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. oleh karena itu, salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan. Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan menggunakan apersepsi. Berikut ini beberapa cara dianatanya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan:
a.    Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang telah dipelajari siswa. Dengan menunjukan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi yang akan dipelajarinya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
b.    Menunjukan manfaat materi yang dipelajari
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya menunjukan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang akan dipelajari dengan keguanaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila guru akan membahaas tentang makanan bergizi, guru dapat menunjukan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan siswa.
c.    Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa siswa akan termotivasi belajar, apabila mereka melihat kaitan antara apa yang dipelajari dengan pengalaman yang dimilikinya. Oleh karena itu, untuk membangkitkan perhatian dan motivasi siswa, pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk permukaan bumiu, guru dapat meminta anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (ke pantai atau kepegunungan). Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung .
4.    Melaksanakan tes awal
Hal ini perlu dilakukan karena kita menyadari bahwa guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Sekarang sudah banyak sumber belajar yang sudah tersedia yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar. Tes awal atau pretest dilaksanakan untuk mengukur dalam mengatahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. informasi ini akan digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai. Test awal yang dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditunjukan pada beberapa siswa yang dianggap refresentatif  (mewakili seluruh siswa).
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran relative singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya disekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a.    Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa
b.    Dapat membangkitkan ( menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya
c.    Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu
d.   Dapat menciptakan interaksi educative yang efektif sehingga seiswa merasakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan
e.    Memberikan penguatan pada siswa
f.     Menanamkan disiplin pada siswa.

C.      Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan dalam belajar. Melalui kegiatan inti, pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran). Hal ini hanya mungkin dicapai apabila proses pembahasan dan atau penyajian bahan pelajaran dirancang dengan baik oleh guru. Oleh karena itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik indivisual maupun kelompok. Untuk itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman kita tentang kegiatan penyajian/pembehasan materi pelajaran dalam kegiatan inti pembelajaran, pembehasannya akan kita kelompokan menjadi tiga bentuk kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran secara klasikal, pembelajaran secara kelompok, dan pembelajaran secara perseorangan. Untuk menentukan apakah proses pembelajaran akan dilaksanakan dengan pembelajara, karakteristik/jumlah siswa, karakteristik materi, alokasi waktu, dan fasilitas serta sarana yang tersedia.
A.       Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Tahapan yang perlu ditempuh dalam pembelajaran klasikal adalah sebagai berikut :
Pertama, menyajikan (persentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Penjelasan guru tentang materi pelajaran harus dapat disimak oleh seluruh siswa dalam kelas. Selama menjelaskan guru hendaknya tidak terus menerus berbicara tapi selang beberapa menit selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau guru sendiri mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setelah merasa yakin siswa memahami materi yang dijelaskan, guru melanjutkan kembali ke materi berikutnya.
Kedua, melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat. Melalui kegiatan ini, diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan semakin meningkat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut :
a.    Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan
b.    Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini sebaiknya dibuat siswa dengan bimbingan guru.
B.       Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Berkelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya adalah metode diskusi. Merode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya metode ini ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Berikut ini adalah contoh prosedur pembelajaran  kelompok dengan metode diskusi.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan kepada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. Perumusan masalah harus dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru.
Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah. Dalam tahap ini siswa dikondisikan secara individu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan sampai mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.
Keempat, menyususn laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima, persentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahapan ini sekaligus melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Pada akhir kegiatan, siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan submasalah.
C.       Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran Perseorangan ditunjukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud : 1990 : 39). Prosedur atau kegiatan inti pembelajaran dalam pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai berikut :
Pertama, menjelaskan secara singkat tentang metri pelajaran yang akan ditugaskan atau yang dilatihkan kepada siswa.
Kedua, memberikan lemberan kerja atau tugas, pada tahap ini, guru memberikan bimbingan atau arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga hendaknya memberikan stimulus atau dorongan supaya siswa dapat melakukan interaksi dan asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secra optimal.
Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini guru berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apabila siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengerakan tugas atau latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan memulai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa , dan memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Guru juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.

D.      Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pembelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengatahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa meninjau kembali penguasaan siswa.
1.    Meninjau kembali penguasaan siswa
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakuakn dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum (menyimpukan) dan membuat ringkasan sebaiknya dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau kesimpulan atau ringkasan itu salah satu kurang sempurna, guru dapat memperbaiki atau menyempurnakan rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut :
a.         Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar
b.         Singkat, jelas da bahasa (tulisan/lisan) mudah dipahami\
c.         Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
d.        Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin
Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang proses pelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakuka pada setiap penggal kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk mementapkan penguasaan siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang lambat belajar karena mereka dapat mempelajarinya kembali.
2.    Melaksanakan penilaian
Kegiatan penilaian dala proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhir yangs ering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pelajaran disebut tes akhir (post-tes), yaitu tes yang ditunjukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat, maka guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk menilai penguasaan siswa. Dalam prosesnya, guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan atau tertulis. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak, guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat melakukan penilaian secara tertulis.











BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan sitemik. Kita sebagai guru tentu juga dituntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat. Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang diharapkan dikuasai siswa.
Kegiatan pra-pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,  memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu,  Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi yang sudah dipelajarinya.





DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri.(2010).Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Uno B, Hamzah.(2006).Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto M, Ngalim.(2008).Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar.(2010).Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Soetjipto. Kosasi, Raflis.(2004).Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

















LAMPIRAN

A.  Yel-yel
·      Burung bangau terbang tinggi di awan
Soleraaamm.... jot njotan
Soleraaamm.... jot njotan

·      (*nada lagu surat cinta)
Disini ada si Lia
juga ada si Maryam
dan juga ada si Risma
di kelompoook Field Trip...
Lia, Iam, dan Risma ah aah..
Di keloompok  Field Trip...

#kelompok .... Bisyaaa Bisyaaaaa.....













B.       Foto Anggota Kelompok

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar