Sabtu, 03 Januari 2015

Filsafat Abad ke-20



Filsafat Abad ke-20
Sebuah buku tentang filsafat abad ke-20 dapat dikatakan mulai dari akhir.
Dalam filsafat dari tiap-tiap waktu tergabung bermacam-macam corak. Ada corak-corak idealisme dan realisme, rasionalisme dana irasionalisme, optimisme dan pesimisme. Kalau kita hendak membeda-bedakan alam fikiran pada suatu waktu dengan alam fikiran pada waktu yang lain, maka haruslah kita selidiki sifat-sifat mana yang memegang peranan yang terpenting dan mana yang kurang penting.
            Alam fikiran pada abad ke-19 lebih memperhatikan alam, ilmu kealaman dan ajaran pengetahuan, dan abad filsafat ke-20 lebih memperhatikan sejarah, hidup dan manusia. Filsafat abad ke-20 terlihat tendens tidak percaya terhadap akal sebagai fungsi dan daya kebenaran. Kalau tidak percaya lagi maka orang akan mencari sumber-sumber lain, yang dapat menjelaskan kenyataan. Bukan intelek lagi yang di pakai , melainkan misalnya intuisi, yang di anggap dapat “menjangkau” kenyataan dengan langsung, nberbeda dengan akal yang selalu menempuh jalan yang berliku-liku dengan memakai pengertian-pengertian. Atau akal dipertentangkan orang dengan hidup, beserta tenanga-tenaga pendorongnya dan orang menegaskan arti tindakan-tindakan yang praktis yang lebih tinggi di hargai daripada teori. Peristiwa-peristiwa ini berhubungan lanngsung dengan peristiwa yang dinamakan “krisis rasionalisme”. Peristiwa ini memang merupakan salah satu unsur yang penting dari filsafat abad ke-20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar