Sabtu, 03 Januari 2015

Filsafat Eksistensi



Filsafat Eksistensi
Filsafat eksistensi mempunyai genealoginya. Bila kita meninjau gambaran alam pikiran Barat Dewasa ini, maka pantas kita mengatakan bahwa hal itu pada pokoknya di tentukan oleh dua aliran yang berlawanan, dapat kita katakan dua sayap radikal. Setiap yang satu dibentuk oleh kaum neo-positivis dan kaum logikus modern. Sayap yang lain oleh kaum eksistensialis. Mereka ini adalah aliran yang mengembangkan aktivitet paling besar dan terletak dipusat perhatian. Kaum neo-positivis adalah pelanjut tradisi keilmuan yang berkuasa dari barat, mereka adalah pembela yang paling ekstrim. Mereka adalah pendukung cita-cita keeksakan dan nuchterheid keilmuan. Diluar ilmu maka filsafat tidak berarti apa-apa dan apa yang tidak dapat di buat nyata oleh ilmu, maka secara filsafat tidaklah mempunyai arti. Membuat nyata ialah menerima nyata. Demikianlah yang di kehendaki oleh positivisme.
Dalam kalangan-kalangan filsafat, kesustraan, teologi berlangsung perdebatan yang hebat tentang sifat penarik atau penolak dari eksistensialisme. Terutama di perancis berlangsung perjuangan hebat antara kaum komunis dengan kaum eksistensialis. Kaum komunis menganggap eksistensialisme sebagai pernyataan krisis yang larut yang di alami manusia. Menurut tingkat filsafat hal itu di anggap mereka sebagai pernyataan dari peristiwa politik historis, bahwa manusia ini kehilangan pegangan, bahwa dia putus asa.
Dalam pengantar kita seluruh filsafat Barat Dewasa ini kita cirikan sebagai filsafat krisis . krisis berarti penentuan. Bila berjangkit suatu krisis, maka orang terpaksa meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah tahan uji . filsafat itu tak pernah lain kerjanya selain daripada berkisar dari krisis ke krisis . Dengan perkataan lain : manusia yang berfikir secara filsafat, senantiasa meninjau diri sendiri.
Dalam filsafat eksistensi ada tugas-tugas manusia itu menjadi tema, menunjukkan bahwa dibaraat sedang berjangkit suatu krisis yang luar biasa hebatnya. Perjuangan untuk cita-cita keilmuan , untuk metode keilmuan , untuk makna logika adalah perjuangan untuk hakekat manusia,  untuk tempatnya dalam hidup dan dalam dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar